BOYOLALI, iNewskaranganyar.id - Gunung Merbabu secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan, Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah.
Seperti dikutip iNewskaranganyar.id dari Wikipedia, Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15.
Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda.
Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut.
Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut. Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Sama seperti gunung lainnya cerita misteri ini pun menyelimuti Gunung Merbabu. Ada sejumlah pantangan yang perlu diperhatikan ketika mendaki Merbabu.
Terutama bagi pendaki pemula, sebaiknya selain menyiapkan kondisi fisik yang prima serta perlengkapan hingga konsumsi memadai, pahami pula sederet pantangan jika hendak Gunung Merbabu.
Tak perlu berlama-lama lagi, apa sebenarnya pantangan yang dimaksud? simak daftarnya berikut ini.
1. Jangan Terpisah dari Rombongan
Pantangan pertama saat naik Gunung Merbabu adalah memisahkan diri dari rombongan. Usahakan tetap fokus dan jangan sampai tersesat.
Konon, ada sosok gadis penunggu Merbabu yang gemar mengajak pendaki untuk pergi bersamanya. Makhluk gaib ini digambarkan begitu cantik.
Jika sudah tergiur atas ajakannya, bukan tidak mungkin pendaki bakal tersesat hingga nyawanya terancam. Mengutip dari sebuah sumber, pernah ada seorang pendaki yang mengikuti Gadis Penunggu Merbabu
Pada akhirnya dia ditemukan tengah terlelap di pinggir jurang.
2. Larangan Pakai Baju Merah dan Hijau
Ada sebuah mitos yang beredar soal pantangan memakai baju merah dan hijau ketika naik Gunung Merbabu. Konon, di Puncang Kenteng Songo ada sebuah kerajaan gaib.
Selayaknya kerajaan, terdapat pasukan yang berseragam hijau maupun merah. Diyakini siapapun yang mengenakan pakaian warna serupa bakal diusir para pasukan.
Untuk menghindari kejadian tidak menyenangkan, disarankan pendaki tak memakai baju merah atau hijau.
3. Membuang Puntung Rokok yang Masih Menyala
Pantangan naik Gunung Merbabu satu ini tak ada kaitannya dengan mistis. Membuang puntung rokok yang masih menyala dapat memicu kebakaran .
Menurut Anggota Masyarakat Peduli Api Pangudi Nitising Dahana Harga Merbabu (MPA Pandhu) Getasan, Kabupaten Semarang Agus Surolawe , ada banyak sabana rumput di hutan Gunung Merbabu. Kondisi ini mudah sekali terbakar jika ada aktivitas yang menggunakan api.
Untuk itu lah, pendaki Gunung Merbabu dilarang membuang puntung rokok yang masih menyala demi keselamatan maupun kelestarian alam.
4. Jangan Buang Hajat di Jalur Pendakian
Buang hajat di jalur pendakian pastinya bakal menganggu pendaki lain. Sudah sepatutnya jika hendak buang hajat, menyingkir lah dari jalur dan cari semak-semak serta menggali lubang sedalam 20-30 cm.
Ini berguna untuk menampung kotoran. Pastikan juga pendaki punya cukup air untuk membersihkan sisa-sisa kotoran buang hajat.
5. Mengeluh
Pantangan selanjutnya ketika naik Gunung Merbabu adalah mengeluh. Percaya atau tidak, seseorang yang suka mengeluh bakal diminati oleh sosok 'setan minta gendong'.
Ya, makhluk halus itu tak segan duduk di atas tas pendaki. Kemunculan setan minta gendong konon ditandai dengan aroma wangi yang cukup menyengat.***
Editor : Ditya Arnanta