"Kelompok Pamaskarta di setiap kabupaten di Karanganyar terdiri dari beberapa kelompok pengelola SPAMDes (Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Pedesaan) dengan karakteristik yang berbeda-beda di masing-masing daerah. Rencananya pertengahan Januari 2024 lebih dimatangkan kembali tata cara kelola spam pedesaan,"imbuhnya.
Tak terhenti disitu saja, PUDAM Tirta Lawu ini, ungkap Prihanto, bakal mengajarkan tata perijinan Pamsimas. Termasuk tata kelola keungan dan bagaimana kedalaman pompa sumur.
Ia mengatakan permasalahan yang banyak terjadi setelah SPAMDes terbangun yakni keberlanjutan program. Pada umumnya, ungkap pria murah senyum ini, pengelola SPAMDes terkendala dukungan finansial untuk membiayai investasi yang dibutuhkan dalam peningkatan kemampuan pelayanan, serta pengembangan sumber daya manusia.
"Pengelolaan jaringan SPAMDes tergantung pada kemandirian pengelola, dukungan masyrakat pengguna air, dan pendampingan Pemerintah. Karena kondisi ini, sistem pengelolaan SPAMDes di setiap kelompok pengelola sangat bervariasi. Pola pendampingan Pemerintah ini untuk mewujudkan keberlanjutan SPAM berbasis masyarakat. Sehingga karekteristik masing-masing kelompok pengelola perlu diperhatikan,"paparnya. ***
Editor : Ditya Arnanta