KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Karena kematian itu sesuatu yang pasti. Hanya soal waktu saja kapan kematian itu datang. Dan dimana kematian itu akan menghampiri.
Hal itu adalah salah satu misteri yang dirahasiakan oleh Allah. Kematian pasti akan terjadi, namun siapa pun tidak dapat mengetahui kapan dan di mana orang akan meninggal. Siapa pun umat Islam yang meninggal di hari Jumat disebut akan terbebas dari siksa kubur. Hal ini diperkuat dengan hadits Nabi dan pandangan beberapa ulama.
Lantas, apakah itu benar? Simak penjelasan berikut seprti yang dilansir utuh iNewskaranganyar.id dari telah Okezone Jumat (30/09/2022).
Keutamaan meninggal di hari Jumat ditegaskan dalam hadis riwayat Imam al-Tirmidzi:
ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله تعالى فتنة القبر
“Tidaklah seorang Muslim mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. al-Tirmidzi).
Sependapat dengan hadis itu, Ketua Komunitas Da'i Da'iah Indonesia (KODDIN), Ustadz Mahfud Said mengatakan, orang yang meninggal di hari Jumat akan terhindar dari fitnah kubur.
"Jadi keutamaannya adalah terhindar dari fitnah kubur. Artinya orang yang meninggal pada hari Jumat akan mendapatkan kemuliaan. Ini berlaku bagi orang-orang yang beriman, karena ada juga kan orang non-Muslim yang meninggal di hari Jumat," ujar Ustadz Mahfud Said kepada Okezone, Jumat (12/7/2019).
"Tapi bukan berarti orang yang tidak meninggal di hari Jumat adalah orang-orang yang tidak baik ya," tambahnya.
Selain itu, Syekh Abdur Rauf al-Manawi juga memberi pandangan mengapa wafat di hari atau malam Jumat mendapat keutamaan dijaga dari fitnah kubur dalam keterangannya dalam kitab Faidl al-Qadir sebagai berikut:
ـ (ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله تعالى فتنة القبر) لأن من
مات يومها أو ليلتها فقد انكشف له الغطاء لأن يومها لا تسجر فيه جهنم وتغلق أبوابها ولا يعمل سلطان النار ما يعمل في سائر الأيام فإذا قبض فيه عبد كان دليلا لسعادته وحسن مآبه لأن يوم الجمعة هو اليوم الذي تقوم فيه الساعة فيميز الله بين أحبابه وأعدائه ويومهم الذي يدعوهم إلى زيارته في دار عدن وما قبض مؤمن في هذا اليوم الذي أفيض فيه من عظائم الرحمة ما لا يحصى إلا لكتبه له السعادة والسيادة فلذلك يقيه فتنة القبر
“Sabda Nabi, tidaklah seorang Muslim mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur, sebab orang yang wafat di hari atau malam Jumat dibukakan paginya tutup (kurungan), sebab pada hari Jumat api neraka Jahanam tidak dinyalakan, pintu-pintunya ditutup, keleluasaan api neraka tidak berjalan sebagaimana hari-hari yang lain. Maka, bila di hari Jumat seorang hamba dicabut ruhnya, hal tersebut menunjukan kebahagiannya dan baiknya tempat kembali baginya, sebab hari Jumat adalah hari terjadinya kiamat.
Allah memisahkan di antara para kekasih dan musuh-musuhNya, demikian pula memisahkan hari-hari mereka yang dapat mengundang mereka untuk berziarah kepada-Nya di hari tersebut di surga ‘And. Tidaklah seorang mukmin dicabut nyawanya di hari Jumat yang penuh dengan kebesaran rahmat-Nya yang tidak terhingga, kecuali Allah mencatatkan untuknya keberuntungan dan kemuliaan, maka dari itu, Allah menjaganya dari fitnah kubur.” (Syekh Abdur Rauf al-Manawi, Faidl al-Qadir, juz 5, hal. 637).
Berita ini sebelumnya telah tayang di okezone dengan judul "Keutamaan Meninggal di Hari Jumat"
Editor : Ditya Arnanta