Data lembaga statistik nasional Afrika yang dipublikasikan pada 2009 menyebutkan, sekitar 6,6 persen rumah tangga di Afrika Selatan tidak memiliki toilet. Mereka kebanyakan menggunakan ember atau pispot guna menggantikan fungsi utama toilet.
Minimnya kehadiran toilet dalam rumah tangga di Afrika Selatan, utamanya pemukiman kumuh di kawasan Cape Town, ini akhirnya memicu terjadinya perang toilet antara pemerintah dan oposisi.
Ketika mantan Presiden Jacob Zuma memerintah, kaum miskin dan tunawisma secara sengaja membuat toilet terbuka di tempat umum. Namun, pemerintah beranggapan kebijakan membuat toilet terbuka merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Sementara, oposisi berpandangan membuat toilet terbuka merupakan solusi efektif. Selain itu, hal ini juga dijadikan sebagai lambang ketidakpedulian pemerintah lokal meski apartheid atau pemisahan ras antara kulit putih dan hitam telah berakhir hampir 20 tahun lalu.
4. Indonesia
Ternyata Indonesia juga pernah masuk list negara darurat toilet. Di Hari Toilet Sedunia tahun 2015, Indonesia dinyatakan sebagai negara kedua setelah India, yang penduduknya suka buang air sembarangan.
Saat itu, terhitung sekitar 18 juta orang di perkotaan dan 37 juta orang di pedesaan orang masih melakukan buang air besar sembarangan.
Jumlah terbanyak terjadi di daerah-daerah terpencil dan jauh dari jangkauan pemerintah. Hingga sekarang, bahkan beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan masih susah toilet dan air bersih.
Kondisi kekurangan tempat buang air ini memang masalah klasik yang sudah mendarah daging. Bahkan, seperti di India, pemerintah harus memaksakan dahulu agar penduduk mau buang air di toilet umum yang sudah tersedia.
Padahal dari sudut pandang kesehatan, buang hajat sembarangan tak bisa dianggap remeh. Lingkungan yang tercemar oleh tinja rentan akan penyebaran sejumlah penyakit, termasuk diare, kolera, demam tifoid, demam paratifoid, disentri penyakit cacing jambang, ascariasis, hepatitis A dan E, penyakit kulit, dan masih banyak lainnya.
Potensi penularan lebih tinggi di kawasan beriklim tropis, terutama karena lalat. Jika orang buang hajatnya sembarangan, lalat berpotensi melakukan kontak dengan tinja manusia untuk menempatkan telurnya pada tinja, sebab tinja mengandung bahan-bahan yang dapat menjadi makanan lalat. Dampaknya, ada ratusan nyawa melayang karena penyakit yang datang dari buang hajat sembarangan tersebut.
Editor : Ditya Arnanta