Serta mendorong Stakeholder terkait untuk gotong royong membangun infrastruktur lapangan di tingkat desa-desa agar menjadi rangsangan munculnya bibit-bibit baru yang berasal dari kabupaten Karanganyar.
*Dan ini selaras dengan yang saya impikan di masa yang akan datang nanti suatu saat nanti semoga starting line up Timnas Indonesia diisi oleh pemain yang berasal asli dari kabupaten Karanganyar, "terangnya.
Ditanya soal bagaimana proyeksi Persika ke depan bila terpilih menjadi Ketua Askab, Boby mengatakan sebagai Ketua terpilih dirinya harus membuat roadmap yang jelas.
"Jika saya terpilih menjadi ketua Askab tentu kita harus membuat roadmap yang jelas. Pertama adalah menyediakan stadion atau infrastruktur yang memadai terlebih dahulu sesuai dengan kriteria penyelenggara liga 2 sebagai tim home base, " ujarnya.
"Tentu pasti ada persyaratan seperti fasilitas lapangan parkirannya kualitas rumputnya tempat konfrensi pers, triibun penontonnya itu harus sudah available atau tersedia," Imbuhnya.
Baru setelah itu, ungkap Boby, fokus bagaimana mengangkat derajat Persika ke kasta liga 2.
"Kemudian baru berbicara tentang tim. Bagaimana kita mengangkat derajat kita menuju ke kasta liga 2 dan berbicara tentang pengelolaan Persika. Ini ada mekanisme tersendiri," terangnya.
Pasalnya meski dirinya menjadi Ketua Askab, dirinya tak bisa mengklaim yang paling berjass dalam mengangkat Persika ke kasta liga 2. Semuannya, ungkap Boby, harus di kembalikan pada PS - PS yang terdaftar di Askab.
"Jadi tidak bisa saya menjadi ketua Askab saya mengeklaim Persika, yang mengelola saya tidak seperti itu. Ada mekanisme dan itu kita kembalikan kepada PS-PS yang terdaftar di Askab, " terangnya.
Ia mengatakan dirinya akan menyerahkan pengelolaan Persika pada orang yang tepat. Sehingga bisa saja Persika Karanganyar di pegang Rinto Subekti atau Toni Hatmoko. Dan bisa juga dikelola Anung Marwoko atau kembali dikelola mantan Bupati Juliyatmono.
"Bisa jadi nanti yang menahkodai Persika pak Rinto Subekti sendiri atau bisa juga pak Toni Hatmoko atau Anung Marwoko. Bisa juga Pak Juliyatmono," ujarnya. ***
Editor : Ditya Arnanta