KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Asisten 2 Sekda bidang Perekonomian Setda Karanganyar Titis Sri Jawato mengatakan Pemerintah Kabupaten tidak bisa berbuat banyak menyusul harga tiket jembatan kaca Kemuning Sky Hill yang dikeluhkan mahal.
Menurut Titis, harga tiket tidak ada urusannya dengan Pemkab. Karena penentuan harga tiket Jembatan Kaca Kemuning Sky Hill hak sepenuhnya dari pihak Investor, dalam hal ini Lawu Grup sebagai pihak pengelola wahana wisata tersebut.
Pernyataan Titis itu diberikan saat ditanya seputar postingan Putra Bupati Karanganyar Ilyas Akbar Almadani yang mengeluhkan harga tiket Jembatan Kaca Kemuning Sky Hill mahal.
"Harga tiket itu tidak ada urusannya dengan pihak Pemkab. Itu hak sepenuhnya dari pihak Investor. Pihak Investor mau menerapkan harga tiket sampai satu juta, itu hak dari mereka. Lah, modalnya mereka yang keluarkan bukan Pemkab,"papar Titis pada iNewskaranganyar.id, di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Rabu (5/7/2023).
Menurut Titis, kalaupun pihak investor menerapkan tiket masuk Jembatan Kaca Kemuning Sky Hill yang dikeluhkan mahal, bisa dimaklumi. Karena tiket merupakan salah satu pengendali dampak lingkungan. Titis mencontohkan tiket masuk Candi Borobudur yang sempat dikabarkan akan dinaikan.
Langkah itu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan di Candi Borobudur. Dengan harga tiket yang dinaikan, bisa mencegah dampak lingkungan di Candi Borobudur. Pasalnya, bila harga tiket murah, tentu saja kelestarian Candi Borobudur bisa terancam.
"Wisata itu pilihan, dan pihak penggiat wisata bebas menentukan segmentasi wisatannya itu untuk kelas menengah ke atas atau ke bawah. Contoh, pembuatan minyak siri, semua pengen semua masuk. Namun karena disana disajikan untuk menengah keatas dan hargannya mahal, jadi yang kesana yang mampu saja,"ujar Titis.
"Setiap obyek wisata itu punya pangsa pasar, punya bidikan masing-masing. Dan itu perhitungan manajemen. Sekali lagi, wisata itu pilihan dan pelaku wisata punya segmentasi pasar masing-masing,"imbuhnya.
Editor : Ditya Arnanta