KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Dugaan adanya jual beli lahan kebun teh, memicu reaksi dari para pecinta alam yang tergabung dalam Jaga Lawu.
Mereka pun sepakat untuk turun menolak jual beli lahan yang berpotensi terhadap kerusakan lingkungan di area perkebunan teh.
Tak hanya jual beli lahan yang menjadi pemicu aksi demo para pecinta alam. Keberadaan alat berat di areal perkebunan teh ini pun ditolak sekira 50 orang para pecinta alam yang menggelar aksi di depan Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.
Kemudian keberadaan jembatan kaca di tengah kebun teh itupun di soal. Pasalnya sejak dibangunnya jembatan kaca, saat ini untuk masuk ke kawasan itupun ditarik retribusi sebesar Rp10 ribu. Praktis kondisi ini membuat para pedagang yang ada di kawasan itupun sepi pembeli.
Camat Ngargoyoso, Karanganyar, Wahyu Agus Pramono S.STP mengatakan para pecinta alam ini meminta mediasi untuk dengan PT Rumpun Sari Kemuning (RSK) guna mengungkapkan tiga masalah tersebut.
Selain itu masyarakat Jaga Lawu juga menyodorkan data dugaan terjadi jual beli lahan kebun teh secara pribadi perorangan untuk pengembangan wisata yang juga berpotensi merusak lingkungan.
"Tiga keluhan warga dua diantaranya masalah aktivitas alat berat dan dugaan jual beli lahan perkebunan karet dan yang ketiga tentang retribusi masuk Rp10.000 untuk akses jalan masuk menuju obyek wisata jembatan kaca minta dihapuskan,"papar Agus, Rabu (22/3/2023).
Sedangkan pada mediasi tersebut lanjut Camat, dihadiri sejumlah pihak yakni perwakilan Masyarakat kemuning (Jaga Lawu) bersama Forkompincam dan pengelola perkebunan teh PT RSK adalah yayasan rumpun Diponegoro yang pembinanya adalah Pangdam Diponegoro.
"Semua pihak baik dari masyarakat yang keberatan hingga jawaban dari PT RSK sudah dipaparkan namun rupanya belum ada kesepakatan," ungkap Agus.
Menanggapi tuntutan para pecinta lingkungan ini, Agus berjanji akan mempertemukan mereka dengan PT RSK.
"Semoga yang datang langsung direkturnya bukan hanya perwakilan agar semua persoalan bisa dikomunikasikan langsung,"terangnya.
Dalam aksi itu, para pecinta alam ini pun membentangkan spanduk bertuliskan Cukup Matamu Sing Rusak Kebun Teh Ojo dirusak.
Selain itu terdapat poster bertuliskan Cukup Aku wae Sing Ambyar Kebun Teh Ojo, Save Kebun Teh, Lindungi air Kami hingga tulisan Save Kemuning
dan Selamatkan Kebun Teh.***
Editor : Ditya Arnanta