KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Delapan Orang siswi kelas XI di salah satu SMA swasta di Karangnyar yang diduga melakukan Bulliying terhadap salah satu teman sekelas mereka berinisial SSR datang menghadap Agus Riyadi ayah dari korban untuk meminta maaf.
Delapan orang siswa ini datang tak sendirian. Mereka datang menghadap ayah dari SSR didampingi orang tua serta pihak sekolah.
SSR sendiri tidak ada saat kedelapan temannya itu datang untuk meminta maaf. Dari penjelasan ayah sekaligus pengacara korban menyampaikan bila anaknya tengah berada di Jakarta dan dalam pengawasan psikiater.
Kedatangan delapan siswa didampingi orang tua serta pihak sekolah dimana kedelapan dan SSR menimba ilmu untuk bersilahturahmi serta meminta maaf diterima oleh Agus Riyadi dengan tangan terbuka. Permintaan maaf itu dilakukan di rumah sekaligus kantor pengacara kondang di kawasan Jaten, Karanganyar.
"Tadi dari kepala sekolah juga sampaikan segera melakukan evaluasi, intinya agar kejadian serupa tidak lagi terjadi di sekolah,"ujar Agus Riyadi, pada wartawan,
Selasa (7/2/2023).
Ia mengatakan, selama setahun putrinya mengalami perundungan. Akibat dari perundungan yang diterima oleh putrinya itu, membuat psikis sang anak depresi. Bahkan belakangan,ungkap Agus Riyanto, putrinya itu justru sering melukai dirinya sendiri dengan menyayat tangannya untuk meluapkan emosi. Khawatir akan kondisi putrinya, didirnya pun membawa SSR pada psikiater.
Agus Riyadi kembali membeberkan tindakan perundungan yang diterima SSR ini selama hampir setahun ini dalam bentuk verbal dan non verbal. Berupa cacian,hinaan hingga memberikan kotoran ingus terbungkus tisue di meja korban.
Awalnya dirinya tak mengetahui apa yang menimpa putrinya itu di sekolah. Malah Agus baru mengetahui belum lama ini. Karena putrinya itu tak pernah cerita dan lebih memilih memendamnya sendiri. Namun, naluri sebagai orangtua berkata lain. Agus mengaku curiga terhadap perubahan prilaku anaknya itu.
Akhirnya, dengan pendekatan yang cukup hati-hati, Agus pun bertanya pada putrinya itu. Barulah, kata dia, putrinya itupun menceritakan apa yang dialaminya. Hingga akhirnya berujung pelaporan ke Polres Karanganyar.
"Saya kaget diberi laporan oleh psikiaternya. Banyak luka sayatan di tangan. Ternyata anak saya ini mengalami depresi berat hingga menyakiti diri sendiri. Merasa bahwa dia sendirian dan ketakutan,"ujarnya.
Untuk menjaga psikologis putrinya, pada semester depan, Agus berencana memindahkan putrinya ke sekolah lain.
"Biar menyelesaikan dulu satu semester ini. Kalau memang anak saya tetap mau sekolah di situ ya saya tidak memindahkan,"ungkapnya.
Terkait pencabut pelaporan, sejauh ini belum akan dilakukan oleh Agus Riyadi. Namun bisa saja pencabutan pelaporan akan dilakukan dengan catatan melihat kondisi psikis dari sang anak.
"Permintaan maaf sudah kami terima namun untuk saat ini pelaporan belum saya cabut. Masih menunggu kondisi anak saya yang saat ini masih dalam proses pemulihan dengan pendampingan psikiater dari Jakarta," ungkap pengacara ini.
Editor : Ditya Arnanta