Logo Network
Network

Kasus TB di Karanganyar Diprediksi Sentuh 1.800 Kasus, Hasil Tracing Baru 600 Ditemukan

Bramantyo
.
Senin, 31 Oktober 2022 | 20:45 WIB
Kasus TB di Karanganyar Diprediksi Sentuh 1.800 Kasus, Hasil Tracing Baru 600 Ditemukan
Jumlah penderita tuberkulosis di karanganyar menyentuh angka Ribuan, namun kasus yang ditemukan baru terdata 600 orang (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Kepala Sub Koordinator Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, Sri Winarno sebut hingga bulan September ditemukan sekitar 600 kasus positif tuberkulosis (TB). 

Menurutnya kasus tuberkulosis (TB) di Kabupaten Karanganyar masih jauh dari target. Dimungkinkan kasus TB di lapangan jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang terdata.

"Sehingga dibutuhkan peran dan kerja sama dokter praktik dan rumah sakit swasta untuk melaporkan kasus TB," paparnya, Senin (31/10/2022). 

Saat konferensi pers Upaya Kolaborasi Penanggulangan TB Karanganyar yang diadakan Sub-Sub Recipient (SSR) Mentari Sehat Indonesia (MSI) Karanganyar, Sri Winarno sampaikan dengan rumus penghitungan tertentu, di Karanganyar pada 2022 seharusnya ditemukan 1.800 kasus positif. Tapi sampai bulan September baru sekitar 600 kasus.

“Di Karanganyar untuk menemukan terduga dan kasus TB masih jauh dari target," lanjutnya. 

Ditambahkan Sri Winarno, penanggulangan TB tersebut harus dilakukan dengan strategi. Salah satunya harus menemukan sebanyak-banyaknya terduga TB atau orang yang memiliki gejala klinis TB. 

"Misalnya batuk-batuk, berdahak, demam, malam hari berkeringat meski tidak beraktivitas, dan berat badan berkurang," imbuhnya. 

Untuk menemukan terduga sebanyak-banyaknya ini harus melibatkan seluruh elemen masyarakat. 

Seperti amanat Undang-Undang Kesehatan bahwa kesehatan itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja.

"Namun juga tanggungjawab pihak swasta/dunia usaha, dan masyarakat, baik individu atau organisasi,” imbuhnya.

Sementara itu upaya untuk menemukan pasien penyakit menular ini dilakukan dengan dua strategi.  Pertama penemuan aktif melalui tenaga kesehatan yang langsung memeriksa masyarakat/kelompok di pusat keramaian atau berkumpulnya orang-orang, termasuk misalnya pondok pesantren.

"Kedua, penemuan pasif yaitu dengan melakukan skrining di fasilitas kesehatan, baik dokter praktik, klinik, rumah sakit, puskesmas," lanjutnya. 

Setelah ditemukan mereka yang terduga TB, akan dilakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa. Jika positif, maka akan diintervensi dengan pengobatan secara rutin dan lengkap.

Selain itu, bagi yang berkontak erat dengan pasien juga akan dilakukan investigasi kontak. Bagi yang bergejala klinis TB langsung dilakukan pemeriksaan dan pengobatan.

“Untuk penyakit menular, semakin banyak ditemukan kasus maka lebih baik. Artinya, orang yang berpotensi menularkan TB ini bisa diobati sehingga tidak menularkan kepada orang lain,”jelasnya.

Follow Berita iNews Karanganyar di Google News

Halaman : 1 2
Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.