KANJURUHAN,iNewskaranganyar.id - Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang pasca berakhirnya laga antara Arema FC vs Persebaya menewaskan 125 orang penonton.
Dua diantaranya petugas kepolisian. Tragedi terbesar dalam dunia sepakbola tanah air ini dipicu akibat kepanikan penonton saat petugas mencoba mengendalikan massa dengan melepaskan gas air mata. Gas air mata dituding menjadi penyebab terjadinya tragedi tersebut.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, persiapan pertandingan sudah dilakukan dengan maksimal. Di antaranya pra pertandingan dengan menggelar beberapa kali rapat koordinasi dengan pihak terkait.
Salah satunya hanya suporter Aremania yang boleh menyaksikan pertandingan di stadion. Sementara suporter Persebaya hanya menyaksikan melalui nonton bareng (nobar). Menurutnya, selama pertandingan berlangsung tidak ada masalah apa-apa. Kericuhan mulai muncul setelah pertandingan selesai.
Baca Juga:
Video Detik-detik Kerusuhan Pasca Laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang
"Usai laga, penonton merasakan kekecewaan karena timnya selama 23 tahun tidak pernah kalah. Baru kali ini kalah, apalagi tuan rumah," kata Nico, Minggu (2/10/2022).
Rasa kekecewaan inilah yang memicu penonton turun ke lapangan untuk menanyakan ke pemain dan manajemen mengapa tim kesayangannya kalah. Dalam proses pencegahan terjadinya kerusuhan inilah disemprotkan gas air mata.
Editor : Ditya Arnanta