get app
inews
Aa Read Next : Bolehkah Umat Muslim Ikut Merayakan Pergantian Tahun Baru Masehi?

Inilah Dzikir Dahsyat Penghuni Neraka Selama 40 Ribu Tahun yang Didengar Malaikat Jibril

Rabu, 28 September 2022 | 05:50 WIB
header img
Inilah Dzikir Dahsyat Penghuni Neraka Selama 40 Ribu Tahun yang Didengar Malaikat Jibril hingga akhirnya mampu merubah statusnya setelah mendapatkan rahmat dan ampunan dari ALLAH SWT (Foto:ilustrasi/iNews.id)

KARANGANYAR,iNewskaranganyar.id -  Dzikir salah satu cara agar manusia mengingat ALLAH SWT, mengagungkan kebesaran ALLAH.  Dzikir berasal dari kata dzakara, yadzukuru atau dzukr/dzikr yang memiiliki arti perbuatan dengan lisan (menyebut, menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut). 

Kedasyatan Dengan Dzikir  Kemudian ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat diartikan pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan lisan. 

Kenapa manusia perlu berzikir, karena Allah telah memerintahkan kepada kita untuk selalu berzikir yang banyak kepada-Nya, sebagaimana firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya (QS al-Ahzab: 41).

Kemudian pada ayat lain, Allah berfirman: (yaitu) orang-orang yang berzikir dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring (QS Ali Imran: 191).

Layaknya orang yang saling mencintai, kalaa kita selalu ingat kepada orang yang dicintai, maka hati nurani kita akan tentram dan punya spirit serta kekuatan beraktivitas, seperti firman Allah:

Orang-orang yang beriman dan hati mereka tentram karena zikir kepada Allah, ketahuilah dengan zikir kepada Allah hati akan tentram (QS al-Ra`du: 28).

Dzikir pada ALLAH ada bermacam-macam. Salah satu Dzikir yang akhirnya mampu menyelamatkan penghuni Neraka adalah “Ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal jalali wal ikram.” 

Dalam kitab al-Mawa'izh Al-Ushfuriyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar, disebutkan riwayat sebagai berikut:

Rasulullah SAW sedang berbicara di hadapan para sahabatnya.

Beliau menuturkan, pada hari kiamat, Malaikat Jibril berkeliling di sekitar neraka. Selama 40 ribu tahun lamanya, malaikat yang bertugas membawakan wahyu Allah SWT itu melakukan hal tersebut.

Suatu ketika, Jibril sayup-sayup mendengar suara seseorang dari arah neraka, “Ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal jalali wal ikram.”

Jibril merasa, munajat itu tidak mungkin diucapkan kecuali oleh orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan perkataan lain, orang itu adalah umat Nabi Muhammad SAW.

Jibril kemudian menghadap Allah SWT. Ia bersujud di kaki Arsy. “Ya Tuhanku, saat aku mengelilingi neraka kudengar suara seorang Muslim sedang menyebut asma-Mu.” Ia mengucapkan, 'Ya Han nan, ya Mannan, ya Dzal Jalali wal Ikram' selama 40 ribu tahun. Aku yakin, ia merupakan salah satu pengikut nabi-Mu, Muhammad SAW,” kata Jibril dengan masih bersimpuh.

“Ya Tuhanku, Engkau mengetahui bagaimana persahabatanku dengan Muhammad. Oleh karena itu, aku ingin sekali berbuat baik melalui kedudukan nabi-Mu itu. Berilah kepadaku mandat untuk menyampaikan syafaat (pertolongan),” kata dia. 

Allah Maha mengetahui kemudian memberikan mandat syafaat itu kepada makhluk-Nya tersebut. “Pergilah kamu kepada Malik. Sampaikan kepadanya bahwa Aku telah mengeluarkan hamba-Ku itu dan menyerahkannya kepadamu!” demikian firman Allah SWT kepada Jibril.

Malaikat itu lalu segera menemui Malik. “Wahai Malik, sesungguhnya Allah telah menyerahkan si fulan kepadaku. Jadi, keluarkanlah hamba Allah itu dari neraka,” kata Jibril kepada malaikat penjaga neraka itu.

Malik masuk ke dalam neraka, berupaya mencari orang yang dimaksud. Namun, seribu tahun lamanya malaikat tersebut memeriksa seisi neraka.

Si fulan yang bermunajat Ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal jalali wal ikram tak kunjung ditemukan. “Wahai Jibril, sungguh neraka telah merintih panjang lagi menggelegak. Di sana besi bagaikan batu dan manusia bagaikan besi. Aku telah mencarinya, tetapi tidak dapat menemukan si fulan yang dimaksud,” kata Malik.

Jibril kemudian melapor kepada Allah SWT dengan bersujud di kaki Arsy. “Ya Tuhanku, Malik telah mencarinya, tetapi tidak berhasil menemukannya. Di manakah fulan berada?” tanya Jibril. “Katakan kepada Malik, hamba- Ku itu ada di lembah ini, dasar ini, sudut ini, dan sumur ini dalam neraka,” demikian Allah memberikan petunjuk.  

Jibril bergegas mengabarkan hal itu kepada Malik. Malaikat penjaga neraka itu lantas pergi menuju lokasi yang diterangkan Jibril. Benar saja, hamba Allah yang terusmenerus bermunajat itu sedang berada di sana. Kepalanya berada di bawah, sedangkan kakinya mengarah ke atas. Seluruh tubuhnya dililit ular dan kalajengking. Malik melepaskan belenggu pada kaki dan tangan orang itu, kemudian membawanya pergi. 

“Apakah engkau datang kepadaku untuk menambah siksa atau menyelamatkan?” tanya si Muslim kepada Malik. “Aku tidak tahu, tetapi di luar sana Malaikat Jibril menunggumu,” jawab Malik. Di pintu neraka, si fulan diserahkan kepada Jibril. Malaikat itu kemudian memegangi tangannya dan mengajaknya menuju kaki Arsy. 

Di setiap laluan, Jibril berseru kepada sekalian malaikat, Ketahuilah, dia si fulan sudah berada di dalam neraka 40 ribu tahun! Sesampainya di kaki Arsy, kedua makhluk itu bersimpuh kepada Allah SWT.

Zat Yang Maha Perkasa itu kemudian berfirman kepada mantan penghuni neraka itu, “Wahai hamba-Ku, bukankah kalam-Ku ada di hadapanmu? Bukankah Aku telah mengutus seorang rasul kepadamu? Bukankah Rasul-Ku telah memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?”

“Benar, ya Rabb, tetapi aku telah berbuat aniaya terhadap diri sendiri. Aku telah mengakui dan menyesali dosa-dosaku. Ampunilah diriku, ya Allah. Kumohon ridha-Mu dengan munajat yang selalu kupanjatkan selama 40 ribu tahun di neraka, Ya Hannan, ya Mannan, ya Dzal jalali wal ikram,” kata si fulan.

“Aku telah mengampunimu dan menyerahkanmu kepada Jibril. Melalui syafaatnya, kamu telah dibebaskan dari neraka,” firman Allah SWT.

Jibril selanjutnya membawa si fulan ke pintu surga. Sebelum memasuki jannah, tubuh orang itu dimandikannya dengan air Telaga Kautsar. Maka luruhlah semua bekas siksaan neraka yang tadinya melekat pada dirinya itu. 

Di surga, Jibril mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Muhammad, aku telah berbuat sesuatu di tempatmu (syafaat) kepada seorang umatmu ini.” “Baiklah, wahai Jibril,” jawab Rasulullah SAW. 

Editor : Ditya Arnanta

Follow Berita iNews Karanganyar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut