KARANGANYAR, INewskaranganyar.id - Bupati Karanganyar Juliyatmono meresmikan gedung Kebudayaan berdisain Joglo yang diklaimnya pertama di Jawa Tengah tanpa menggunakan tiang penyangga.
Selain diklaim pertama di Jawa Tengah tanpa menggunakan tiang penyangga, Gedung yang menghabiskan anggaran sebesar Rp18 milair dan berdiri diatas luas bangunan 2915 meter ini diklaim tahan terhadap guncangan gempa.
Ia mengatakan, awalnya gedung kebudayaan ini akan didirikan dua lantai. Bahkan alokasi anggaran sebesar Rp30 miliar itupun telah dipersiapkan. Namun, rencana itu tak jadi dilaksanakan karena terkena Refocussing, maka batal dilaksanakan.
"Dari luar memang gedung ini terlihat pendek. Tapi begitu masuk kedalamnya, luasnya minta ampun. Karena awalnya gedung ini akan dibangun dua lantai. Anggaran sebesar Rp30 miliar sudah disiapkan. Lantai yang dikita tempati ini, tadinya akan dijadikan basement, tempat parkir. Tapi karena terkena Refocussing tak jadi dua lantai hanya satu lantai saja. Dan anggarannya itupun ikut turun tidak jadi Rp30 milar, hanya Rp18 miliar,"papar Juliyatmono saat peresmian, Senin (2/1/2022)
Menurutnya, dengan kemegahan gedung kebudayaan menggantikan Gedung Wanita, orang tidak akan percaya bila dana pembangunan gedung ini hanya Rp18 miliar.
"Kalau ada yang lihat kedalamnya pasti tidak akan percaya kala dana pembangunan hanya Rp18 miliar,"terangnya.
Ia menambahkan, gedung Kebudayaan ini mampu menampung 4.000 orang di dalam gedung. Dan orang pertama yang akan menyewa gedung ini adalah dirinya.
"Gedung ini yang pertama kali menyewa adalah saya. Ojo khawatir aku nyewo. Ora gratis, nganggo duitku dewe, ini acara keluarga, buat Ngundu mantu, dudu kedinasan. Sebentar lagi saya bikin surat untuk menyewa gedung. Hitungen piro biaya sewannya, tak bayar. Iki tertib administrasi,"papar Juli -biasa disapa- disambut tepuk tangan pejabat yang hadir.
Di tahun ini, Bupati masih menganggarkan pembangunan musala yang akan melengkapi Gedung Kebudayaan.
"Gedung harus dimanfaatkan dengan maksimal. Nanti sebelum Lebaran gedung ini akan digunakan untuk pameran produk UMKM dan pangan," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Karanganyar, Asihno Purwadi mengatakan proyek pembangunan Gedung Kebudayaan di bekas gedung wanita dikerjakan oleh PT Kuala Batee Indonesia.
Sesuai kontrak kerja, pembangunan mulai dikerjakan pada 24 Juni lalu. Nilai kontrak proyek Rp17,65 miliar. Namun selanjutnya dilakukan perubahan kontrak melalui adendum dengan pemanfaatan sisa tender, nilai kontrak menjadi Rp18,7 miliar.
"Masa pengerjaan proyek 188 hari kalender,"terang Asiho.
Asihno mengatakan gedung kebudayaan menempati lahan milik Pemkab di mana sebelumnya merupakan Gedung Wanita. Gedung kebudayaan mempunyai luas 55x33 meter atau seluas 2.915 meter persegi.
Gedung ini dua kali lebih luas dari Gedung Wanita. Dikonsep Gedung Kebudayaan berupa pendapa Joglo tanpa tiang. Joglo tanpa tiang menjadi kali pertama dibangun di Jawa Tengah.
"Kami belajar ke Fakultas Teknik Lingkungan UNS. Kami evaluasi struktur tanpa tiang. Termasuk evaluasi kaitannya dengan ketahanan gempa," katanya.
Selain itu bentuk joglo terbuka dengan lampu-lampu di desain seperti bintang pencahayaannya pada bagian atap. Konsep ini berbeda dengan joglo pada umumnya. Gedung kebudayaan ini dilengkapi dengan ruang pertemuan, panggung pertunjukan, kemudian ruang transit, ruang penyajian atau ruang catering, ruang kontrol audio, ruang make up dan toilet.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait