SOLO, iNewskaranganyar.id — Rapat keluarga besar Keraton Surakarta yang digelar Kamis (13/11/2025) menghasilkan kesepakatan penting. Yakni menyatukan keluarga dan memperkuat pelestarian Keraton, sekaligus menolak penobatan PB XIV Purbaya yang dinilai tidak sesuai paugeran adat.
GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng menyebut, pertemuan tersebut dihadiri lebih dari 90 perwakilan paguyuban abdi dalem dari berbagai daerah.
“Kami sepakat menyatukan keluarga besar, menyatukan abdi dalem, supaya keributan-keributan yang lalu bisa selesai. Yang utama itu menjaga keutuhan dan melestarikan Keraton,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, dibahas pula langkah pembentukan semacam “kabinet kerja” untuk menata aktivitas Keraton secara rutin.
“Kita akan berembuk lagi untuk menata tim pelaksana harian agar kegiatan bisa berjalan setiap hari,” imbuhnya.
Terkait posisi Panembahan Agung Tedjowulan, Gusti Moeng menyatakan bahwa seluruh langkah koordinasi dengan pemerintah akan melibatkan beliau.
“Beliau ditugaskan pemerintah untuk menjadi jembatan komunikasi. Jadi apa pun yang kita lakukan, harus berkoordinasi agar sejalan dengan upaya revitalisasi yang sedang berjalan,” jelasnya.
Soal rencana penobatan PB XIV Purbaya, Gusti Moeng menegaskan bahwa keluarga besar Keraton tidak mengakui prosesi tersebut.
“Itu tidak sah. Kami berpegang pada paugeran dan hukum. Keputusan Mahkamah Agung sudah membatalkan pengangkatan istri dan putra PB XIII karena menyalahi aturan,” tegasnya.
Ia juga menyesalkan sikap pihak lain yang enggan berdialog.
“Saya sudah mengundang mbakyu-mbakyu untuk hadir dan bicara baik-baik, tapi mereka menolak. Padahal kita ingin tahu dasar mereka, apakah sabda dalem atau surat wasiat. Tapi ya sudah, kita tetap tenang dan hormati adat,” tandasnya.
Editor : Lituhayu
Artikel Terkait
