Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Karanganyar, Asihno Purwadi mengatakan proyek pembangunan Gedung Kebudayaan di bekas gedung wanita dikerjakan oleh PT Kuala Batee Indonesia.
Sesuai kontrak kerja, pembangunan mulai dikerjakan pada 24 Juni lalu. Nilai kontrak proyek Rp17,65 miliar. Namun selanjutnya dilakukan perubahan kontrak melalui adendum dengan pemanfaatan sisa tender, nilai kontrak menjadi Rp18,7 miliar.
"Masa pengerjaan proyek 188 hari kalender,"terang Asiho.
Asihno mengatakan gedung kebudayaan menempati lahan milik Pemkab di mana sebelumnya merupakan Gedung Wanita. Gedung kebudayaan mempunyai luas 55x33 meter atau seluas 2.915 meter persegi.
Gedung ini dua kali lebih luas dari Gedung Wanita. Dikonsep Gedung Kebudayaan berupa pendapa Joglo tanpa tiang. Joglo tanpa tiang menjadi kali pertama dibangun di Jawa Tengah.
"Kami belajar ke Fakultas Teknik Lingkungan UNS. Kami evaluasi struktur tanpa tiang. Termasuk evaluasi kaitannya dengan ketahanan gempa," katanya.
Selain itu bentuk joglo terbuka dengan lampu-lampu di desain seperti bintang pencahayaannya pada bagian atap. Konsep ini berbeda dengan joglo pada umumnya. Gedung kebudayaan ini dilengkapi dengan ruang pertemuan, panggung pertunjukan, kemudian ruang transit, ruang penyajian atau ruang catering, ruang kontrol audio, ruang make up dan toilet.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait