Benda koleksi Museum Wayang
Seperti namanya, Museum Wayang Kota Tua berada di area Wisata Kota Tua Jakarta yang lokasinya berdekatan dengan ikon bangunan Kota Tua itu sendiri atau yang biasa disebut Jakarta History Museum, tepatnya di Jalan Pintu Besar Utara 27, Jakarta Barat.
Ketika mengunjungi museum ini, hal yang paling menuai perhatian adalah bentuk bangunannya serta koleksinya. Mengapa? Pasalnya, arsitektur bangunan tua museum sangat sangat kental nuansa Eropa yang langsung dapat dilihat dari bagian depan.
Sedangkan terkait koleksinya, Museum Wayang memiliki ribuan wayang dan boneka kayu lainnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga luar negeri seperti boneka dari Malaysia, Thailand, hingga Suriname.
Selain itu, terdapat makam dari para petinggi VOC dan Pemerintah Hindia-Belanda di era penjajahan dahulu, salah satu yang terkenal adalah Makam seorang Gubernur VOC Jan Pieterszoon Coen atau J.P Coen
Kisah mistis Museum Wayang
Sementara, aroma mistis dari Museum Wayang tidak dapat terlepas oleh sejarah bangunan yang telah berusia ratusan tahun tersebut, serta benda-benda koleksi yang terdapat di dalamnya.
Bagi pengunjung yang 'peka', suasana di Museum Wayang akan terasa cukup berbeda dan sarat dengan nuansa mistis. Tak sedikit kisah menyeramkan dari pengunjung maupun penjaga museum terkait keangkeran tempat itu.
Pertama, misteri terkait beberapa benda koleksi Museum Wayang, salah satu yang dianggap menyeramkan adalah Boneka Gale-Gale asal Sumatera Utara.
Secara bentuk, boneka tersebut sesungguhnya sudah tampak sedikit menyeramkan dengan sosok pria hitam yang memakai baju serba putih. Ditambah lagi sejarah dan legenda yang menyebut bahwa boneka yang digunakan pada upacara kematian masyarakat di Pulau Samosir tersebut kerap dihuni oleh arwah orang meninggal yang merasuki boneka.
Selain itu, si pembuat boneka tersebut dipercaya akan langsung meninggal beberapa saat setelah boneka tersebut jadi dan digunakan dalam upacara. Sungguh menyeramkan bukan?
Kedua, cerita paling kondang ialah misteri mengenai koleksi Gamelan Sunda yang terdapat di lantai 2 museum. Terdapat kebijakan yang melarang pengunjung untuk membunyikan alat musik tersebut. Usut punya usut, hal ini karena tindakan tersebut diyakini akan dapat mengganggu makhluk yang mendiami lokasi sekitar di mana gamelan tersebut diletakkan!
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait