JAKARTA, iNewskaranganyar.id - Menara Saidah, bangunan tinggi yang terletak di jalan MT Haryono, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan ini dahulunya merupakan salah satu pusat perkantoran elit di Ibukota.
Namun, seiring perjalanan waktu, bangunan yang didirikan pendiri PT Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo ini pun sudah tak lagi digunakan. Kosongnya gedung yang dahulu bernama Menara Drassindo ini memunculkan banyak cerita misteri masyarakat sekitar.
Selain kerap melihat banyak penampakan mahluk tak kasat mata, konon Menara Saidah dibangun di atas bekas kuburan, benarkah?
Pembangunan Menara Saidah dilakukan oleh kontraktor PT Hutama Karya pada tahun 1995 hingga 1997. Biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan Menara Saidah kala itu mencapai Rp50 miliar. Pemiliknya merupakan pendiri PT Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo.
Kemudian pada tahun 1995, sebelum pembangunannya selesai gedung tersebut dilelang dan dimenangkan oleh anak kelima dari keluarga Saidah Abu Bakar Ibrahim yakni Fahmi Setiawan. Setelah Fahmi Setiawan meninggal gedung tersebut menjadi milik Fahmi Darmawansyah.
Menara Saidah pernah disewa untuk menjadi kantor dan juga acara pernikahan sebelum akhirnya menjadi gedung kosong. Menara ini memiliki 24 lantai, 2 basement, dan 2 semi basement.
Salah satu kantor yang pernah menyewa gedung ini adalah Kementerian Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia dan Sekretariat Panitia Pemilihan Umum (PPU) tahun 1999. Terdapat 34 tenant yang menyewa ruangan di gedung tersebut untuk dijadikan kantor.
Namun, pada tahun 2007 satu per satu penyewa mulai meninggalkan gedung hingga 2009 bangunannya harus ditutup. Dikarenakan muncul isu bahwa struktur bangunan yang membahayakan keselamatan dan tidak adanya penyewa.
Menara Saidah berdiri di tanah bekas kuburan warga dan tidak melakukan pemindahan jenazah. Hal tersebut memperkuat cerita mistis yang terjadi di gedung 28 lantai ini.
Selain itu, selama proses pembangunan gedung ini juga memakan korban. Menurut kabarnya, ada beberapa pekerja diceritakan sakit dan meninggal.
Peresmian gedung ini pun tidak menggunakan ritual doa seperti kebanyakan peresmian gedung baru dan dibuka untuk umum.
Hingga saat ini Menara Saidah masih berdiri tegak di tengah ibu kota karena pemiliknya tidak mau menjual ataupun merobohkan gedung tersebut. Halaman luar gedungnya juga sesekali dibersihkan oleh petugas kebersihan sekitar.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait