Volume air sebanyak 100 meter kubik per detik mengalir dari bendung Engehalde melalui terowongan sepanjang 550 meter ke Pembangkit Listrik Felsenau. Sedangkan air yang tersisa mengalir kembali ke Sungai Aare mengelilingi semenanjung Enge sepanjang 9 km.
Putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Foto: Instagram/emmerilkahn).
Bendungan juga dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga air sisa yang mulai beroperasi pada 1998 dengan menggunakan laju aliran sisa yang ditentukan sebesar 12 meter kubik per detik. Pembangkit listrik aliran air yang tersisa itu menghasilkan 460 Kilowatt (W). Energi listrik ini cukup untuk 700 rumah tangga.
Dikutip dari laman Seniorbern, pembangunan pembangkit listrik Felsenau dan Bendungan Engehalde tak lepas dari pabrik pemintalan (Spinnerei) Felsenau yang memiliki konsesi air Sungai Aare.
Awalnya, pabrik pemintalan itu berencana membangun pembangkit listrik sistem turbin mekanis dengan memanfaatkan tenaga air dari Sungai Aare.
Namun, pabrik pemintalan itu mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat dari depresi besar ekonomi yang terjadi pada 1873–1896, rencana membangun pembangkit listrik turbin pun batal. Setelah melalui perselisihan hukum yang panjang dengan otoritas Kota Bern, Spinnerei akhirnya menyerahkan hak penggunaan air ke otoritas Kota Bern pada 1906.
Antara 1907-1910, Kota Bern membangun terowongan baru dan pembangkit listrik. Sebagai imbalannya, otoritas Kota Bern harus memasok listrik ke pabrik pemintalan sebesar 800 Lilowatt atau 20 persen dari total produksi secara gratis untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan mengompensasi tanah yang diserahkan.
Editor : Ditya Arnanta