BERN, iNews.id - Jenazah Emmeril Kahn Mumtadz biasa disapa Eril, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang tenggelam di sungai Aera telah ditemukan tim search and rescue Kota Bern di Bendungan Engehalde (stauwehr Engehalde).
Jenazah Eril Ditemukan 6 km dari lokasi awal dimana sosok pemuda cerdas yang tengah ke Swiss untuk mencari sekolah dan beasiswa guna melanjutkan pendidikan Strata 2 (S-1) itu tenggelam.
Bendungan Engehalde merupakan salah satu bagian utama terpenting di Kota Bern, Swiss.
Apa dan bagaimana Bendungan Engehalde yang menjadi "titik akhir perjalanan" Eril? Berikut ulasannya dihimpun dari berbagai sumber.
Dam Engehalde atau warga Kota Bern menyebutnya dengan nama Stauwehr Engehalde berada di Wehrweg, 3014 Bern, Swiss.
Bendungan ini merupakan bagian dari Pembangkit Listrik Felsenau (Krafwerk Felsenau) berlokasi di Felsenaustrasse 47, 3004 Bern, Swiss.
Posisi bendungan Engehalde dengan pembangkit listrik Felsenau dibuat sedemikian rupa memanfaatkan kontur sungai Aare yang berkelok di semanjung Enge. Bendungan Engehalde dibangun untuk menahan aliran Sungai Aare dan airnya di saluran ke turbin listrik di Felsenau melalui bawah Semenanjung Enge.
Volume air sebanyak 100 meter kubik per detik mengalir dari bendung Engehalde melalui terowongan sepanjang 550 meter ke Pembangkit Listrik Felsenau. Sedangkan air yang tersisa mengalir kembali ke Sungai Aare mengelilingi semenanjung Enge sepanjang 9 km.
Putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Foto: Instagram/emmerilkahn).
Bendungan juga dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga air sisa yang mulai beroperasi pada 1998 dengan menggunakan laju aliran sisa yang ditentukan sebesar 12 meter kubik per detik. Pembangkit listrik aliran air yang tersisa itu menghasilkan 460 Kilowatt (W). Energi listrik ini cukup untuk 700 rumah tangga.
Dikutip dari laman Seniorbern, pembangunan pembangkit listrik Felsenau dan Bendungan Engehalde tak lepas dari pabrik pemintalan (Spinnerei) Felsenau yang memiliki konsesi air Sungai Aare.
Awalnya, pabrik pemintalan itu berencana membangun pembangkit listrik sistem turbin mekanis dengan memanfaatkan tenaga air dari Sungai Aare.
Namun, pabrik pemintalan itu mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat dari depresi besar ekonomi yang terjadi pada 1873–1896, rencana membangun pembangkit listrik turbin pun batal. Setelah melalui perselisihan hukum yang panjang dengan otoritas Kota Bern, Spinnerei akhirnya menyerahkan hak penggunaan air ke otoritas Kota Bern pada 1906.
Antara 1907-1910, Kota Bern membangun terowongan baru dan pembangkit listrik. Sebagai imbalannya, otoritas Kota Bern harus memasok listrik ke pabrik pemintalan sebesar 800 Lilowatt atau 20 persen dari total produksi secara gratis untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan mengompensasi tanah yang diserahkan.
Saat pembangkit listrik Felsenau beroperasi pada 6 November 1909 oleh perusahaan listrik Kota Bern, pembangkit listrik tersebut memiliki tiga turbin Francis yang menghasilkan total 2.600 kW. Pada 1912, pembangkit listrik Felsenau memasok 64 persen listrik yang dikonsumsi penduduk Kota Bern.
Emmeril Kahn Mumtadz dan ayahnya Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (FOTO: Instagram)
Pada 1918 pembangkit listrik diperluas dengan dua turbin Francis lagi. Kemudian pada 1989, kelima turbin digantikan oleh turbin bohlam Kaplan selama pembangunan kembali. Pembangkit listrik pengalihan menggunakan gradien 10 sampai 14 meter. Outputnya adalah 11.300 kW, yang memungkinkan memasok listrik ke sekitar 7.500 rumah.
Editor : Ditya Arnanta