KARANGANYAR, iNews.id - Ibadah Kurban setiap Hari raya Idul Adha erat kaitannya dengan kisah kerelaan Nabi Ibrahim AS serta ke Sholehan serta keiklasan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah dari Allah SWT.
Ini membuktikan bahwa cinta Ibrahim dan Ismail kepada Allah SWT melebihi segalanya. Cinta itu mengalahkan nafsu-nafsu duniawi, serta menundukkan keinginan keduanya atas perintah Allah SWT.
Hanya saja, sesungguhnya, pensyari’atan ibadah kurban adalah suatu sunah yang telah amat lama. Ibadah ini pertama kali dilakukan oleh putra Nabi Adam AS , yaitu Habil dan Qabil.
Tatkala Nabi Adam AS hendak mengawinkan Qabil dengan saudara kembarnya Habil dan demikian juga dengan Habil akan dikawinkan dengan saudara kembarnya Qabil, hal itu ditolak oleh Qabil yang ingin menikah dengan saudara kembarnya sendiri.
Hal ini karena saudara kembarnya memiliki paras yang lebih cantik. Untuk menengahi perselisihan tersebut, Allah memerintahkan keduanya untuk melaksanakan ibadah kurban guna menentukan siapa yang lebih berhak mengawini saudara perempuan kembaran Qabil tersebut.
Allah menerima ibadah kurban yang dilaksanakan oleh Qabil karena ia melaksanakannya dengan keikhlasan. Kisah ini diceritakan dalam QS Al-Maidah [5] : 27, sebagai berikut:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa"
Editor : Ditya Arnanta