SOLO, iNews.id - Dalam tradisi budaya masyarakat Jawa, segala perilaku dalam kehidupan akan selalu di hitung, dipetung melalui pertimbangkan yang sangat masak.
Tak terkecuali saat akan membangun rumah, pernikahan, berdagang, pindahan rumah dan keperluan lainya, baik hajatan ataupun keseharian.
Hal itu di lakukan dengan harapan, masyarakat jawa akan memperoleh hasil yang maksimal dalam setiap perilaku kehidupan.
Penggunaan petung tidak hanya di lakukan oleh masyarakat Jawa, akan tetapi suku suku dan masyarakat adat di belahan dunia juga memiliki cara sendiri sendiri di dalam melakukan penghitungan.
Di Jawa, ilmu penghitungan tersebut di kenal dengan nama pawukon atau ilmu astrologi jawa yang mengacu pada 30 wuku.
"Di setiap wuku terdapat perwatakan para dewa yang memayunginya," Terang Toto Purbangkara, budayawan sekaligus pembina Lesbumi (Lembaga Seni dan Budaya Muslimin) Kota Surakarta.
Pawukon juga mengacu pada perputaran alam semesta, sehingga dalam menentukan penghitungan waktu akan selaras dengan kondisi alam semesta. Oleh sebab itu, pawukon juga dapat di sebut ilmu perbintangan jawa.
Pasca masuknya walisongo di tanah Jawa, Sunan Kalijaga mulai menyesuaikan pawukon dengan kondisi keyakinan masyarakat yang mulai memeluk islam.
Tak terkecuali pujangga agung Ronggowarsito, Sinuhun Banguntapa dan para pujangga yang lain, juga banyak menulis serat pawukon.
Akan tetapi dasar dari semua pawukon tersebut tak lepas dari peran wuku dan kondisi alam semesta.
Sementara itu mengulik condro pawukon (ramalan) hari pernikahan Idayati adik kandung Presiden Joko widodo (Jokowi), yang rencananya akan di gelar pada tanggal 26 Mei 2022, Toto’ melihat, tanggal tersebut jatuh pada hari Kamis Pahing, wuku Julungwangi, Pancasuda Lebu Ketiyub Angin Bumi Rahayu.
Editor : Ditya Arnanta