Ia mengatakan karena ICMI bukanlah partai politik yang bisa mengusung calon di Pilkada, ICMI pun sudah mulai melakukan pendekatan dan melakukan komunikasi politik dengan parpol.
Komunikasi itu dilakukan agar Parpol tersebut juga seirama dengan ICMI, ikut mendukung kader ICMI di Pilkada.
"ICMI tentu berkomunikasi dengan parpol yang memiliki komitmen keislaman kuat dan juga tokoh parpolnya. Agar seirama ikut mendukung calon yang didukung ICMI di Pilkada, ’’paparnya.
Sementara itu DR Muh Nasih Msi dewan pakar ICMI pusat yang didaulat untuk memberikan tausiyah mengatakan, peningkatan SDM yang bermartabat dan islami seperti yang dicita – citakan ICMI sungguh bukan persoalan yang mudah.
Ditunjang dengan hasil survei tahun 2016 yang menyatakan rata – rata intelektualitas orang Indonesia yang diukur dari IQ-nya ternyata hanya 76. Karena itu berat menjadikan SDM sebagai bagian penting untuk memikirkan negara ini.
Ditambah lagi informasi yang diberikan dunia internasional, cuti melahirkan di Indonesia hanya tiga bulan. Sementara di Kanada cuti lahiran itu 18 bulan. Di Skandinavia bahkan 28 bulan dan cuti juga diberikan pada bapaknya yang menunggui anaknya lahir.
‘’Artinya apa, proses memberikan ASI di negara itu tuntas. Sehingga bayinya tumbuh menjadi SDM yang baik. Sebab ASI ini sangat berkait dengan kecerdasan manusia. Karena itu jika ICMI berkomitmen menjadikan SDM unggul, maka cuti harus lebih lama agar ibu leluasa memberikan ASI,’’ terangnya. ***
Editor : Ditya Arnanta