KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Karanganyar, salah satu Kabupaten yang paling kaya akan wisata sejarah serta alamnya. Kabupaten ini termasuk salah satu wilayah dari Pura Mangkunegaran.
Tak heran bila di Karanganyar terdapat situs-situs menarik yang cocok untuk dikunjungi. Berikut iNewskaranganyar.id menyajikan 5 situs sejarah menarik yang wajib saat berkunjung di Karanganyar.
1. Candi Sukuh
Candi Sukuh di Lereng Gunung Lawu (foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)
Situs candi Sukuh yang terletak di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar pertama kali ditemukan pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakart. Kala itu Johnson ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data guna menulis bukunya The History of Java.
Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, arkeolog Belanda, melakukan penelitian. Pemugaran pertama dimulai pada tahun 1928.
Berbeda dari bangunan candi lainnya di Indonesia yang terkesan sangat megah, bangunan candi Sukuh begitu sederhana. Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.
2. Candi Cetho
Obyek wisata di Karanganyar ini bisa jadi salah satu alternatif berlibur (inewskaranganyar.id/Bramantyo)
Bangunan bersejarah lainnya di Karanganyar yakni Candi Cetho. Candi Cetho terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Jenawi, Karanganyar. Candi Ceto bercorak agama Hindu yang diduga kuat dibangun pada masa-masa akhir era Majapahit (abad ke-15 Masehi). Lokasi candi berada di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di atas permukaan laut.
Saat ditemukan, candi ini merupakan reruntuhan batu pada 14 teras/punden bertingkat, memanjang dari barat (paling rendah) ke timur, meskipun pada saat ini tinggal 13 teras, dan pemugaran dilakukan pada sembilan teras saja. Strukturnya yang berteras-teras memunculkan dugaan akan sinkretisme kultur asli nusantara dengan Hinduisme.
Dugaan ini diperkuat oleh aspek ikonografi. Bentuk tubuh manusia pada relief-relief menyerupai wayang kulit, dengan wajah tampak samping tetapi tubuh cenderung tampak depan. Penggambaran serupa, yang menunjukkan ciri periode sejarah Hindu-Buddha akhir, ditemukan di Candi Sukuh.
Editor : Ditya Arnanta