KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Warga Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar memasang spanduk bertuliskan "Save Kebun Teh" sebagai bentuk protes terhadap alih fungsi lahan di perkebunan tersebut.
Spanduk itu sengaja dipasang sebagai ungkapan hati warga yang mengkhawatirkan beralihnya fungsi perkebunan teh menjadi lokasi wisata serta rumah makan.
Belakangan ini, Pemkab Karanganyar gencar menyulap daerah di sekitar perkebunan teh menjadi lokasi wisata baru.
Apalagi, belakangan kebun teh Kemuning menjadi pusat perhatian dengan hadirnya Jembatan Kaca Kemuning Sky Hills ditengah-tengah perkebunan teh. Kehadiran Jembatan Kaca Kemuning Sky Hills sebagai jembatan terpanjang di Jawa Tengah ini mengundang wisatawan dari luar Karanganyar datang ke lokasi tersebut.
Tokoh pemuda Desa Kemuning, Ngargoyoso, Galang Hermawan mengungkapkan ada dugaan keterlibatan oknum dari PT Rumpun Sari Kemuning selaku pemegang Hak Guna Usaha (HGU) dalam alih fungsi lahan perkebunan teh tersebut.
"Tapi akhir-akhir ini kondisinya semakin parah. Banyak lahan kebun teh yang habis dibabati dan dialihfungsikan. Dan sebenarnya ekspolitasi kebun teh ini sudah terjadi sejak 2018," papar Galang pada wartawan, Kamis (2/3/2023).
Kondisi ini diakui oleh Galang membuat dirinya menjadi miris. Alih fungsi lahan perkebunan teh hampir dijumpai di berbagai lokasi seperti di sekitar Segoro Gunung, Bukit Ganduman hingga memperlebar akses jalan objek wisata Paralayang.
Alih fungsi lahan ini, ungkap Galang, diduga melibatkan oknum PT Rumpun Sari Kemuning. Dimana untuk permeter lahan kebun teh ini disewakan dengan nominal Rp500.000 hingga Rp1 juta oleh oknum tersebut.
"Oknum ini keliling menawarkan ke orang-orang yang punya uang dan potensi menyewa. Bayangkan kalau satu orang sewa lahan 1.000 meter saja, lahan kebun teh lama-lama habis,"ujarnya.
Untuk itu, pihaknya meminta ada langkah serius dari pihak PT Rumpun Sari Kemuning menindak oknum nakal tersebut. Selain itu juga memastikan tidak ada alih fungsi lahan kebun teh.Sebab, alih fungsi lahan bisa memicu terjadinya bencana tanah longsor. Sehingga sangat merugikan warga di kawasan lereng Gunung Lawu.
"Kebun Teh inikah ikonnya Kemuning. Lah, kalau kebun tehnya rusak,tidak terawat dan banyak beralih fungsi, apa yang mau dipromosikan lagi,"imbuhnya.
Sementara itu dalam rilis yang diterima wartawan, Pejabat Humas PT Rumpun Sari Kemuning, Maryono mengatakan, sebagai bentuk support terhadap kebijakan pengembangan wisata di kebun teh Kemuning, pihaknya memberikan ruang untuk pengembangan wisata.
Selain dengan Pemkab Karangnyar,pihaknya pun bekerjasama dengan Lawu Group untuk mengembangkan kawasan wisata. Salah satunya Jembatan Kaca Kemuning Sky Hill dan beberapa pengembang wisata seperti jalan wisata, resto serta resort.
Maryono mengatakan PT Rumpun Sari Kemuning tetap mempertimbangkan faktor kelestarian lingkungan, meskipun kawasan itu banyak hadir wisata baru. Dimana salah satunya dengan tetap akan mempertahankan keberadaan kebun teh, baik sebagai ikon wisata. Selain itu lahan produksi teh untuk mensuplai kebutuhan bahan pokok pabrik teh kemuning.
"Kami mempertimbangkan keseimbangan luasan yang ideal untuk kebutuhan wisata dan produksi daun teh untuk kebutuhan pabrik serta kelestarian lingkungan,"terangnya.
Dikatakannya saat ini sedang berproses pembangunan di beberapa titik di antaranya kawasan wisata jembatan kaca seluas 20 Ha bekerjasama antara Pemkab Karanganyar, PT Lawu Group dan PT Rumpun Sari Kemuning.
Kemudian pengembangan jalan wisata sepanjang lima km di kawasan kebun teh untuk memberikan akses kepada masyarakat agar bisa menikmati kebun teh dengan situasi yang lebih nyaman.
"Sekaligus sebagai destinasi alternatif karena diperkirakan akan terjadi kepadatan di kawasan wisata jembatan kaca,"terangnya.***
Editor : Ditya Arnanta