CIANJUR, iNewskaranganyar.id - Gunung Gede Pangrango salah satu gunung yang ada di daerah Jawa Barat. Gunung yang masuk kedalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango ini juga termasuk gunung yang disakralkan masyarakat Jawa Barat.
Yang membedakan dengan gunung lainnya di tanah jawa, Gunung Gede Pangrango sebenarnya merupakan dua gunung yang terpisah, namun puncaknya saling terhubung oleh punggung gunung di ketinggian 2.400 mdpl.
Sebagaimana gunung lainnya, Gunung Gede Pangrango juga memiliki mitos yang menyelimuti hingga kisah-kisah misteri yang kerap diceritakan dari mulut ke mulut, secara turun-temurun.
Seperti dikutip iNewskaranganyar.id dari Wikipedia, Gunung Gede pertama kali terjadi pada tahun 1747. Letusan pertama ini sangat hebat dan menyebabkan 2 aliran lava bergerak dan terlihat dari kawah lanang. Letusan ini memiliki dampak yang begitu besar.
Alun-alun Suryakencana
Alun-alun ini menjadi salah satu tempat yang disakralkan oleh masyarakat sekitar gunung. Disebut alun-alun karena tempat ini berupa padang savana yang luas. Terletak di ketinggian 2.750 mdpl, Alun-alun Suryakencana menyajikan pemandangan yang indah, lengkap dengan hamparan bunga edelweis.
Tempat ini disakralkan karena menjadi lokasi Pangeran Suryakencana menyepi bersama keluarganya. Selain itu, Alun-alun Suryakencana juga merupakan lokasi persembunyian Prabu Siliwangi saat menghadapi kerajaan Islam.
Kisah Kandang Batu
Kandang Batu merupakan salah satu pos pendakian yang ada di Gunung Gede Pangrango. Melansir berbagai sumber, seseorang berinisial DN menceritakan pengalaman kedua temannya yang berinisial M dan I ketika melakukan pendakian di gunung ini pada 2010 lalu.
Keduanya sedang berada di luar tenda ketika M disentuh dan diajak berbicara oleh suara yang sangat mirip dengan suara I. Suara itu berasal dari belakang, padahal I tepat berada di sampingnya. Menurut M, sosok yang mengganggunya adalah sosok kuntilanak penunggu wilayah setempat.
Dipeluk Raksasa Hitam
Kisah lainnya seorang pendaki perempuan menceritakan pengalaman pendakiannya di kawasan Gunung Gede Pangrango. Ketika itu, dia dan rombongannya mendaki dalam cuaca hujan. Ketika sampai ke pos pendakian ketiga, hujan semakin bertambah deras. Hal ini membuat dia dan rombongannya memutuskan untuk berteduh di shelter.
Lalu rombongan mereka sampai di Suryakencana ketika maghrib. Ketika itu, pendaki perempuan yang berinisial G ini sedang haid. Karena ingin buang air kecil, dia pergi sendiri untuk menuntaskan hajatnya.
Tak lupa, dia membawa satu bungkus kopi, menuruti anjuran dari seorang temannya. Kopi ini digunakan untuk menyamarkan bau amis. Ketika melakukan kegiatannya, dia merasa ada sosok yang mengintip.
Sejak itulah dia merasa kepalanya berat. Dia memilih untuk tidur. Namun, dalam tidurnya itu dia malah mengalami mimpi tak menyenangkan. Dia bermimpi dipeluk oleh sesosok raksasa hitam. Gangguan ini terus-menerus dialaminya hingga turun dari gunung.
Hantu Penunggu Gunung
Penunggu Gunung Gede Pangrango merupakan sosok hantu dengan dua kepala yang kerap kali disebut dengan sebutan Aul. Sosoknya dikatakan berjalan lambat dan sempoyongan akibat dua kepala di bagian kanan dan kiri yang dimilikinya. Penunggu gunung ini konon sering menyamar menjadi warga setempat dan menyesatkan para pendaki.
Kuntilanak Penunggu Gunung
Melansir berbagai sumber, rasa penasaran membuat sekelompok pendaki nekat memulai proses pendakian di Gunung Gede Pangrango pada pukul 00.00 WIB. Di tengah perjalanan, mereka bertemu gerombolan babi hutan yang biasa muncul saat hari telah gelap.
Kejadian ini membuat H, salah satu anggota kelompok pendakian tersebut mengeluh. Padahal, mengeluh dalam pendakian merupakan salah satu hal yang tidak diperbolehkan.
Sewaktu turun gunung, H mengaku melihat kuntilanak putih yang melayang melewatinya. Makhluk gaib tersebut juga mengikuti dan terus-menerus melayang di sisinya. Kuntilanakitu baru menghilang setelah rombongannya sampai di pos berikutnya.
Misteri Jalur Pendakian Cibodas
Salah satu trek yang menjadi favorit para pendaki menuju Gunung Pangrango adalah jalur pendakian lewat Cibodas, Jawa Barat. Namun, hal ini tidak membuat jalur pendakian ini lepas dari kisah mistis yang beredar. Salah satu pendaki yang melakukan pendakian pada 2006 mengaku melihat sosok wanita kecil mengenakan gaun putih.
Sosok itu mengajaknya pergi ke hutan dekat air panas untuk membantu mencari temannya yang hilang. Untungnya, pendaki berinisial A ini menolak permintaan itu dan menyuruh sosok gadis tersebut untuk meminta pertolongan ke pos terdekat.
Dia juga mengaku sempat ditawari kopi oleh seorang pendaki di Telaga Biru. Akan tetapi, rekan mendakinya berkata bahwa tidak ada pendaki lain selain mereka.***
Editor : Ditya Arnanta