Kisah lainnya seorang pendaki perempuan menceritakan pengalaman pendakiannya di kawasan Gunung Gede Pangrango. Ketika itu, dia dan rombongannya mendaki dalam cuaca hujan. Ketika sampai ke pos pendakian ketiga, hujan semakin bertambah deras. Hal ini membuat dia dan rombongannya memutuskan untuk berteduh di shelter.
Lalu rombongan mereka sampai di Suryakencana ketika maghrib. Ketika itu, pendaki perempuan yang berinisial G ini sedang haid. Karena ingin buang air kecil, dia pergi sendiri untuk menuntaskan hajatnya.
Tak lupa, dia membawa satu bungkus kopi, menuruti anjuran dari seorang temannya. Kopi ini digunakan untuk menyamarkan bau amis. Ketika melakukan kegiatannya, dia merasa ada sosok yang mengintip.
Sejak itulah dia merasa kepalanya berat. Dia memilih untuk tidur. Namun, dalam tidurnya itu dia malah mengalami mimpi tak menyenangkan. Dia bermimpi dipeluk oleh sesosok raksasa hitam. Gangguan ini terus-menerus dialaminya hingga turun dari gunung.
Hantu Penunggu Gunung
Penunggu Gunung Gede Pangrango merupakan sosok hantu dengan dua kepala yang kerap kali disebut dengan sebutan Aul. Sosoknya dikatakan berjalan lambat dan sempoyongan akibat dua kepala di bagian kanan dan kiri yang dimilikinya. Penunggu gunung ini konon sering menyamar menjadi warga setempat dan menyesatkan para pendaki.
Kuntilanak Penunggu Gunung
Melansir berbagai sumber, rasa penasaran membuat sekelompok pendaki nekat memulai proses pendakian di Gunung Gede Pangrango pada pukul 00.00 WIB. Di tengah perjalanan, mereka bertemu gerombolan babi hutan yang biasa muncul saat hari telah gelap.
Kejadian ini membuat H, salah satu anggota kelompok pendakian tersebut mengeluh. Padahal, mengeluh dalam pendakian merupakan salah satu hal yang tidak diperbolehkan.
Sewaktu turun gunung, H mengaku melihat kuntilanak putih yang melayang melewatinya. Makhluk gaib tersebut juga mengikuti dan terus-menerus melayang di sisinya. Kuntilanakitu baru menghilang setelah rombongannya sampai di pos berikutnya.
Editor : Ditya Arnanta