"Mereka (Manusia silver) punya kelompok besar. Dan dalam bekerja mereka selalu bergantian,"papar Latri pada iNewskaranganyar, Rabu (28/12/2022).
Latri menambahkan setiap satu jam, manusia silver ini akan berganti dan berpindah lokasi. Dalam satu jamnya, manusia silver ini bisa mendapatkan hasil rata-rata sebesar Rp80.000 hingga Rp150.000.
Melihat dari pendapatan yang didapat, ungkap Latri, menimbulkan image bila menjadi manusia silver seolah menjadi pekerjaan. Meskipun apa yang mereka lakukan dengan membauri seluruh tubuh dengan cat, sangat berbahaya bagi kesehatan kulit. Namun, kondisi itu mereka abaikan.
Tak heran, dari laporan yang diterima, pihak Satpol PP merasa kesulitan untuk menertibkan manusia silver. Sebaliknya, petugas Satpol PP kerap terintimidasi saat berhadapan langsung dengan para manusia silver tersebut.
"Manusia Silver ini semakin susah ditertibkan karena mereka teroganisir. Malah sebaliknya petugas Satpol PP dititeni sama mereka,"ujar Latri.
Tak hanya mensoroti keberadaan manusia silver yang semakin marak bagaikan jamur di musim hujan, Latri pun mensoal banyak gerombolan anak-anak punk di Karanganyar.
Jika ditelisik,ungkap Latri, para anak punk ini mayoritas berasal dari keluarga mampu. Melihat fenomena yang terjadi di Karanganyar, saat ini, pihak DPRD tengah mengebut pembahasan rancangan Raperda PGOT.
Diharapkan, dengan Raperda inisiatif DPRD yang nantinya akan menjadi Perda, bisa menjadi landasan bagi Pemkab Karanganyar untuk bertindak. Tak hanya sekedar menertibkan PGOT saja, tapi juga melakukan pembinaan dan pemberian bekal bagi mereka agar tak lagi kembali ke jalanan.
"Kalau selama ini kan ditertibkan dan dibina saja. Nah kedepan harus ada diberi pelatihan dan lainnya agar mereka tak balik lagi di jalanan," katanya.***
Editor : Ditya Arnanta