Makam Sufi
Makam gantung ini merupakan milik seorag sufi yang familiar mempunyai ilmu Aji Pancasona, Patih Djojodigdo. Usut punya usut, ia adalah kerabat dekat Pangeran Diponegoro dan merupakan keturunan darah biru Mataram.
Pada masanya, banyak orang yang percaya bahwa ajian pancasona yang dimiliki tokoh satu ini dapat membuatnya hidup kembali, apabila jasadnya menyentuh tanah.
Adanya mitos di tersebut, ketika ia wafat pada 11 Maret 1905, makamnya dibangun di atas lantai pondasi setinggi 50 cm sehingga tidak menyentuh tanah secara langsung.
Jasad dari sufi ini kemudian dimasukkan ke dalam peti besi dan disangga empat tiang yang terbuat dari besi juga.
Makam yang Dikeramatkan
Patih Djojodigdo dianggap sebagai orang sakti pada zamannya. Olen karena itu, makamnya ini adalah salah satu tempat yang dikeramatkan, dan dianggap sakral oleh penduduk sekitar, hingga orang yang mempercayai kesaktiannya.
Konon katanya, di luar pagar sebelum masuk, ada dua ekor macan penjaga. Salah satu pengunjung juga pernah melihat ular besar yang menghalangi jalan, sehingga para peziarah tak bisa masuk sembarangan.
Selain itu, ilmu Aji Pancasona yang dikuasai oleh Patih Djojodigdo konon tidak bisa sembarang dikuasai oleh orang lain. Menurut cerita juru kunci makam gantung, Patih Djojodigdo adalah satu-satunya orang yang menguasai ilmu tersebut pada masanya.
Semasa hidupnya atau tepatnya saat bertapa, Patih Djojodigdo tidak pernah menyentuh tanah. Maka ketika sudah wafat pun, jasadnya ikut tak menyentuh tanah.***
Editor : Ditya Arnanta