get app
inews
Aa Read Next : Senyum Haru Mariyam Warga Sukoharjo Bawa Pulang Hadiah Utama Sembada BDK Xpander Senilai Rp300 Juta

Pasca Pandemi, Pelaku Perhotelan Harus Berani Berinovasi Agar Tak Terseok

Kamis, 21 Juli 2022 | 23:08 WIB
header img
Founder and CEO Azana Hotel and Resort Dicky Sumarsono menekankan pelaku perhotelan harus berani berinovasi bila tak ingin hilang dari dunia perhotelan (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

SOLO, iNews.id - Inovasi bisnis perhotelan bukan hanya sekedar jargon semata. Namun inovasi itu harus segera dilakukan oleh para pelaku perhotelan.

Apalagi pasca pandemi, semua sektor bisnis terdampak. Perhotelan pun tak luput dari badai ini.

Untuk bangkit dari keterpurukan pandemi Covid-19 bukan hal yang mudah. Meskipun ada pula para pelaku usaha perhotelan yang semakin terpuruk. 

Founder and CEO Azana Hotel and Resort Dicky Sumarsono mengatakan keterpurukan itu dikarenakan para pelaku usaha perhotelan terlambat untuk melakukan inovasi.

Padahal pasar gemuk bisnis perhotelan pasca pandemi menjadi beragam. Dicky menyebut dari pasar non user menjadi user (NEWA: Nature, Eco, Wellness, Adventure). 

Muncul market size yang lebih besar, orang yang sudah bosan terkekang di dalam rumah, MICE market, Wedding market, muslim market, millennial market, dan lainnya termasuk demand market yang besar di Indonesia.

Untuk itu Founder and CEO Azana Hotel and Resort Dicky Sumarsono membuat buku berjudul Adaptive or Die.

Dalam buka 168 halaman, Dicky yang juga pakar perhotelan, memuat cara-cara bagaimana para pelaku perhotelan bisa bertahan di masa pandemi.

"Buku ini adalah satu-satunya yang bisa menjadi solusi ampuh terhadap permasalahan bisnis hotel di Indonesia pasca pandemi, sekaligus cara baru untuk menciptakan pertumbuhan bisnis hotel yang eksponensial,"terang Dicky dalam Launching buku Adaptive or Die di House of Danar Hadi, Kamis (21/7/2022).

Meskipun buku yang ditulisnya ini hanya 168 halaman dan lebih tipis dibandingkan buku yang ditulis sebelumnya, namun buku ini bisa menjadi panduan para pelaku bisnis perhotelan untuk tetap bertahan dan bahkan bisa berkembang di era pandemi. 

”Bukunya cukup tipis dibanding buku-buku yang lain. Jadi bisa dibawa kemanapun. sekaligus, baik di pesawat, lobi hotel atau kemana saja. Kalau saya buat buku tebal, mereka akan malas membacanya,” katanya. 

Menurutnya yang paling penting saat ini adalah membuka pasar baru. Dimana yang harus dilakukan yakni mulai merambah kota kedua dan kota ketiga.

”Para pelaku perhotelan hendaknya mulai menggarap pasar ke dua atau ketiga. Karena Pasar ini belum ada yang menyentuhnya, makanya saat ini pasar harus mulai melakukan evolusi,” terangnya.

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut