SOLO, iNews.id - Inovasi bisnis perhotelan bukan hanya sekedar jargon semata. Namun inovasi itu harus segera dilakukan oleh para pelaku perhotelan.
Apalagi pasca pandemi, semua sektor bisnis terdampak. Perhotelan pun tak luput dari badai ini.
Untuk bangkit dari keterpurukan pandemi Covid-19 bukan hal yang mudah. Meskipun ada pula para pelaku usaha perhotelan yang semakin terpuruk.
Founder and CEO Azana Hotel and Resort Dicky Sumarsono mengatakan keterpurukan itu dikarenakan para pelaku usaha perhotelan terlambat untuk melakukan inovasi.
Padahal pasar gemuk bisnis perhotelan pasca pandemi menjadi beragam. Dicky menyebut dari pasar non user menjadi user (NEWA: Nature, Eco, Wellness, Adventure).
Muncul market size yang lebih besar, orang yang sudah bosan terkekang di dalam rumah, MICE market, Wedding market, muslim market, millennial market, dan lainnya termasuk demand market yang besar di Indonesia.
Untuk itu Founder and CEO Azana Hotel and Resort Dicky Sumarsono membuat buku berjudul Adaptive or Die.
Dalam buka 168 halaman, Dicky yang juga pakar perhotelan, memuat cara-cara bagaimana para pelaku perhotelan bisa bertahan di masa pandemi.
"Buku ini adalah satu-satunya yang bisa menjadi solusi ampuh terhadap permasalahan bisnis hotel di Indonesia pasca pandemi, sekaligus cara baru untuk menciptakan pertumbuhan bisnis hotel yang eksponensial,"terang Dicky dalam Launching buku Adaptive or Die di House of Danar Hadi, Kamis (21/7/2022).
Meskipun buku yang ditulisnya ini hanya 168 halaman dan lebih tipis dibandingkan buku yang ditulis sebelumnya, namun buku ini bisa menjadi panduan para pelaku bisnis perhotelan untuk tetap bertahan dan bahkan bisa berkembang di era pandemi.
Editor : Ditya Arnanta