Ditambahkan Bagong Pujiono, pelepasan atau pembebasan ini juga disinggung pada beberapa literatur Jawa, seperti pembebasan Dewi Winata oleh Garudeya dalam Adiparwa, Kakawin Parbhigama, Arjuna membebaskan bidadari Purpamesi dari kutukan berujud buaya di Sungai Savabadra.
Sedangkan pada Kidung Sudamala ditemukan cerita Sadewa meruwat Durga kembali berparas Uma, ataupun dalam cerita Nawaruci, saat Bima berhasil meruwat Rukmuka Rukmakala menjadi Bathara Indra dan Bathara Bayu.
Daya dan aura ruwatan disebutkan Bagong Pujiono, terindikasi pada beberapa hal, yakni suasana atau atmosfir sakral di Pendopo sebagai tempat pelaksanaan ritual.
Indikasi kedua yakni lakon Murwakala yang digelar dalang menggambarkan tokoh-tokoh yang sedang diselamatkan dari pengaruh jahat.
Indikasi ketiga adalah aura mistis yang terasa dari kepulan asap dan aroma dupa, serta bermacam-macam sesajen yang menyertai.
Daya dan aura ruwatan ini juga dapat dirasakan dari kekuatan spiritualitas sang dalang, di mana para peserta ruwatan mempunyai keyakinan mendalam bahwa dirinya telah diliputi daya dan aura postif, sehingga bisa terhindar dari berbagai pengaruh negatif dalam kehidupan.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait