Diikuti barisan pembawa panji-panji kebesaran Keraton serta lampu tintir-tintir atau lentera di belakangnya.
Dibelakangnya berjalan barisan abdi dalem membawa kotak berisi benda-benda pusaka Keraton. Terpantau ada 20 kotak dibawa dalam kirab oleh para Abdi Dalem.
Putri Raja Pakubuwono ke XII Gusti Kanjeng Ratu Wandansari, lebih akrab dengan nama panggilan Gusti Moeng mengatakan penentuan waktu kirab didasarkan pada perhitungan Sultan Agung yang menggabungkan kalender tahun Hijriah dan Tahun Saka.
"Perhitungan tersebut kadang bisa bersamaan dengan Masehi namun bisa juga terdapat selisih sehari. Nah, kebetulan untuk tahun ini, kirab dilakukan Minggu Malam," jelas Gusti Moeng di Keraton Kasunanan, Minggu 7 Juli 2024.
Menurut Gusti Moeng, dipilihnya tujuh ekor kerbau peninggalan PB II ini dikarenakan hanya ketujuh ekor kerbau inilah yang sudah terbiasa menghadapi kerumunan massa. Sedangkan kerbau lainnya belum terbiasa. Sehingga dikhawatirkan mengamuk saat dikirab.
"Ada dua kerbau yang tidak ikut dikirab karena usiannya sudah tua. Sedangkan lainnya masih tergolong muda. Sehingga dikhawatirkan mengamuk karena belum terbiasa menghadapi kerumunan massa," jelasnya.
Sementara itu adanya kirab 1 Suro yang digelar Keraton Kasunanan Surakarta, terjadi penumpukan kendaraan di beberapa titik. Terpantau aparat Kepolisian Polresta Surakarta sibuk mengatur arus lalu-lintas.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait