Selain itu, Prapto Koting pun mendesak agar Ketua Umum PSSI dan Dirut PT LIB untuk legowo mundur dari jawabatnnya sebagai bentuk tanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan yang merenggut korban jiwa begitu banyak.
"PSSI dan PT LIB harus bertanggungjawab atas korban-korban insiden Kanjuruhan. Kami berharap Dirut PT LIB dan Ketum PSSI dengan suka rela dan dengan sportifitas yang tinggi untuk mengundurkan diri,"tegas Prapto.
Dengan kejadian insiden Kanjuruhan Malang yang terjadi pada 1 Oktober 2022, ungkap Prapto, bisa dijadikan pelajaran berharga untuk seluruh organisasi atau komunitas suporter seluruh Indonesia bahwa rivalitas hanya dalam 90 menit, selebihnya saudara.
"Tragedi Kanjuruhan bisa dijadikan momentum berharga untuk bersama-sama menjadikan Supporter sepakbola sebagai alat silaturahmi untuk pemersatu bangsa. Kami para suporter meminta tragedi Kanjuruhan diusut tuntas. Jangan hanya Panpel yang di pojok kan, tapi kasus ini diungkap tuntas se tuntas tuntasnya,"tegasnya.***
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait