“Saat ini hampir tidak ada lagu anak-anak, film untuk anak-anak. Ini tugas kalian untuk menjadikan mereka anak-anak yang hidup dalam dunia anak-anak, bukan dunia orang dewasa,” papar Yoga.
Ketua Dewan Pembina Solo Mengajar, Gentur Yoga Jati (kiri) memberikan materi tentang kecintaan relawan pada sejarah, karakter dan jatir diri bangsa Indoensia. (Foto: Didik Kartika/iNewskaranganyar.id)
Sementara Sumartono menambahkan, seorang relawan membutuhkan konsistensi. Sebab berbuat baik tanpa konsistensi maka tidak akan berdampak apapun.
“Terus menebar kebaikan. Kalau kalian menebar satu biji beras, akan mendapatkan satu porsi nasi goreng. Itu sebagai gambaran, kalau kalian berbuat sekecil apapun kebaikan akan mendapatkan kebaikan yang jauh lebih banyak,” papar Sumartono.
Pada sesi pembekalan relawan bencana yang dibawakan oleh Deni, para volunteer diajak untuk ice breaking untuk mencairkan suasana, yang menjadi ciri khas Solo Mengajar.
Deni merupakan volunteer Solo Mengajar yang sudah pernah menjajal berbagai lokasi bencana dengan program pendampingan trauma healing untuk anak-anak korban bencana alam dan bencana sosial.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait