Kehebohan Skandal Petinggi Polisi di Masa Hindia Belanda Pernah Terjadi, Saat Itu Gemparkan Batavia

Solichan Arif
Kisah Skandal Petinggi Polisi di Masa Hindia Belanda, Bikin Heboh Tanah Kolonial (foto: repro koleksi KITLV)

Di luar sepengetahuan Van Rossen, Van Helsdingen melakukan penyelidikan. Dia mengawasi kepolisian Batavia dan khususnya mencermati tindak-tanduk Van Rossen. Sebuah rumah dengan interior mewah dan sebuah vila di Belanda milik Van Rossen serta sebuah mobil Hudson merah menjadi perhatian awal Van Helsdingen. 

Dalam penyelidikannya dia menemukan bukti praktik penyelundupan candu dan sejumlah upeti yang mengalir ke institusi kepolisian Batavia. Upeti itu berasal dari pemerasan 15 tempat perjudian dan pelacuran di wilayah Senen. 

Setiap bulannya, kurang lebih 2.000 gulden masuk ke kantor polisi Senen. Terungkap Van Rossen diduga membiarkan praktik penyelundupan opium, tetapi kemudian ditindaklanjuti dengan melacak sekaligus memeras para penyelundup. 

Van Helsdingen akhirnya berhasil mendapatkan bukti untuk menahan Van Rossen. Kasus skandal keuangan ini menampar muka institusi kepolisian Hindia Belanda, terutama Batavia. 

Setelah ditangkapnya Van Rossen, Asisten Residen Batavia J.J van Helsdingen diperintahkan menyelidiki organisasi dan pengelolaan keuangan kepolisian di tiga kota besar. 

Van Helsdingen langsung bergerak cepat. Untuk kelancaran proses penyelidikan, sejumlah petinggi kepolisian yang diduga terlibat langsung dinonaktifkan sementara. Di antaranya adalah Komisaris Besar polisi Misset yang menjabat kepala sekolah kepolisian dan Komisaris Besar polisi H. De Waard, kepala depo pelatihan dan pendidikan polisi lapangan di Buitenzorg (sekarang Bogor). 

Pembukuan keduanya kemudian diketahui tidak beres. Pada akhir September 1923, keduanya dipecat dari kepolisian. Van Helsdingen kemudian menggandeng dinas akuntasi memperluas ruang lingkup penyelidikannya. 

Penyelenggaraan administrasi korps kepolisian lokal di Jawa dan luar Jawa juga tak ada yang luput dari pengawasannya. Dalam pembukuan keuangan kepolisian di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Manado dan Makassar terungkap telah terjadi penyelewengan. 

Di kepolisian Medan, Van Helsdingen juga membongkar kasus suap. Seorang ajun komisaris besar dan sejumlah pengawas kepolisian terbukti memperkaya diri mereka dan keluarga mereka, dengan cara memeras pusat-pusat perjudian.

Tercatat dalam Rapport nopens de werking van de organisatie der politie op de groote hoofdeplaatsen van Java (Laporan kinerja lembaga kepolisian di kota-kota besar di Jawa) 9 Maret 1925, para petinggi polisi itu memiliki mobil-mobil mewah, kuda-kuda pacu, serta terbiasa berfoya-foya memberi hadiah perhiasan emas kepada istri dan anak-anak perempuan mereka. 

“Setelah Van Rossen, Misset dan De Waard ditahan, sepanjang 1924 masih banyak anggota kepolisian lain yang diperkarakan,” kata Marieke Bloembergen. 

Editor : Ditya Arnanta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network