KARANGANYAR, iNews.id - Kasus Irjen Ferdy Sambo yang saat ini terjadi menggemparkan publik luas. Hampir semua pemberitaan maupun media sosial inipun menyoroti kasus mantan Kadiv Propam tersebut.
Sebenarnya, kasus yang menggemparkan di tubuh Kepolisian tidak kali ini saja terjadi. Pada masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, publik sempat dihebohkan dengan penangkapan seorang petinggi kepolisian.
Pada 8 September 1923, Komisaris Besar (hoofdcommisaris) Polisi Batavia, Van Rossen, ditangkap. Van Rossen ditangkap tidak lama setelah digelarnya acara pesta perayaan naiknya tahta Ratu Wilhelmina.
Komandan wilayah polisi lapangan Batavia dan Bantam (sekarang Banten) ini terbukti terlibat skandal penggelapan keuangan.
“Van Rossen mengaku bersalah dan ditahan,” tulis Marieke Bloembergen dalam buku 'Polisi Zaman Hindia Belanda dari Kepedulian dan Ketakutan'.
Van Rossen datang ke Batavia pada 1918 untuk menggantikan tugas Kombes Pol Boon. Kombes Pol Van Rossen sebelumnya dikenal sebagai polisi yang bersih, rekam jejaknya bagus dan membuatnya dipuji-puji atasan.
“Oleh Gubernur Jenderal (Hindia Belanda) Van Limburg Stirum, disebut sebagai tokoh yang sangat bersih,” seperti dikutip dari catatan Van Limburg Stirum kepada De Graeff, 27 Februari 1918.
Dalam perjalanan karirnya sebagai pimpinan kepolisian Batavia, Van Rossen tampaknya tidak mampu lagi menjaga diri. Selama bertahun-tahun Van Rossen diam-diam melakukan upaya memperkaya diri sendiri.
Dengan kewenangan yang dimiliki dia memainkan pos anggaran kepolisian. Modusnya dengan mengalihkan sebagian uang yang tersedia karena kekosongan jabatan. Kemudian juga menyalahgunakan kebijakan kepegawaian, yakni mengangkat pegawai untuk sementara dan lantas memecatnya.
Dalam Voorlopig rapport politiemalversaties atau laporan sementara malpraktik kepolisian, disebutkan Van Rossen berhasil menggelapkan uang kurang lebih sebesar satu juta gulden. Kotornya sepak terjang Van Rossen dibongkar Asisten Residen Batavia J.J van Helsdingen.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait