"Jadi hasil dari drone thermal itu efektif pada menit awal, sekitar 15 menit setelah kejadian. Ketika thermal tidak terdeteksi, maka tidak maksimal. Drone sekarang berbeda, terbang rendah di sepanjang arus sungai, bermanuver jengkal demi jengkal," kata dia.
Meski sama-sama drone, kedua jenis drone itu memang memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Nah berikut ini cara kerjanya, yuk cermati:
1. Drone Thermal
Drone jenis ini merupakan alat yang paling awal digunakan untuk kegiatan Search and Rescue (SAR). Sesuai namanya, drone thermal memang berupaya mengidentifikasi objek berdasarkan radiasi infra merah yang dikeluarkan oleh objek yang hendak dicari.
Pasalnya semua objek memang mengeluarkan radiasi infra merah. Sekali pun itu benda sedingin es.
Hanya saja radiasi itu tidak bisa dilihat kasat mata. Dari situ keberadaan kamera thermal yang ada di drone diperlukan.
Kamera thermal mirip dengan kamera standar karena mereka juga memiliki sensor dan lensa yang memfokuskan cahaya.
Namun, sensor kamera termal tidak disesuaikan dengan frekuensi cahaya tampak. Sebaliknya, kamera termal dirancang untuk mendeteksi radiasi inframerah. Kamera termal kelas atas cukup sensitif untuk mendeteksi perbedaan suhu sekecil 0,01 C.
Saat ini di pasaran sudah tersedia beberapa drone yang menggunakan kamera thermal. Beberapa di antaranya adalah DJI Mavic 2 Enterprise Dual, Autel Evo 2 Dual, DJI Zenmuse XT2 untuk DJI M200 Series, Yuneec CGOET Thermal Vision Camera, dan FLIR Duo Pro R.
Editor : Ditya Arnanta