get app
inews
Aa Read Next : Ganjar Pranowo - Ridwan Kamil Disebut Bima Arya Cocok Untuk Pilpres, Begini Reaksi Keduanya

Cari Eril Mumtadz Swiss Gunakan Drone Deteksi Keberadaan Putra Ridwan Kamil, Begini Kecanggihannya

Senin, 30 Mei 2022 | 10:56 WIB
header img
Putra sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Foto: Instagram/emmerilkahn).

SWISS, iNews.id - Pencarian Eril Mumtadz putra Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, yang dikabarkan hilang saat berenang di sungai Aare terus dilakukan otoritas Swiss.

Pencarian Eril Mumtadz tak hanya di fokuskan dititik awal Eril dikabarkan menghilang. Namun pihak otoritas Swiss pun melakukan pencarian sepanjang sungai Aare. 

Pencarian Eril Mumtadz tak hanya dilakukan secara manual, namun pencarian Eril Mumtadz ini pun dilakukan dengan menggunakan peralatan canggih.

Salah satunya drone digunakan otoritas Swiss untuk melakukan pencarian keberadaan Eril Mumtadz.

Ada dua drone dipakai oleh otoritas Swiss untuk melakukan pencarian terhadap Eril Mumtadz.

Kepastian penggunaan dua buah drone ini disampaikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss, Muliaman D Hadad baru-baru ini.

Dia mengatakan drone pertama adalah drone thermal atau pendeteksi suhu tubuh. Dia menuturkan drone pemindai suhu tubuh atau thermal sempat digunakan untuk mencari Eril selama lima belas menit, sekitar 10 menit setelah Emmeril dilaporkan hilang.

Sedangkan drone yang akan digunakan pada pencarian hari ketiga, lanjut Hadad, merupakan drone pendeteksi permukaan sungai kontur dasar sungai.

Dia menuturkan dua jenis drone ini memiliki fungsi yang berbeda dan digunakan dalam waktu yang berbeda juga.

"Jadi hasil dari drone thermal itu efektif pada menit awal, sekitar 15 menit setelah kejadian. Ketika thermal tidak terdeteksi, maka tidak maksimal. Drone sekarang berbeda, terbang rendah di sepanjang arus sungai, bermanuver jengkal demi jengkal," kata dia.

Meski sama-sama drone, kedua jenis drone itu memang memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Nah berikut ini cara kerjanya, yuk cermati:

1. Drone Thermal

Drone jenis ini merupakan alat yang paling awal digunakan untuk kegiatan Search and Rescue (SAR). Sesuai namanya, drone thermal memang berupaya mengidentifikasi objek berdasarkan radiasi infra merah yang dikeluarkan oleh objek yang hendak dicari.

Pasalnya semua objek memang mengeluarkan radiasi infra merah. Sekali pun itu benda sedingin es.

Hanya saja radiasi itu tidak bisa dilihat kasat mata. Dari situ keberadaan kamera thermal yang ada di drone diperlukan.

Kamera thermal mirip dengan kamera standar karena mereka juga memiliki sensor dan lensa yang memfokuskan cahaya.

Namun, sensor kamera termal tidak disesuaikan dengan frekuensi cahaya tampak. Sebaliknya, kamera termal dirancang untuk mendeteksi radiasi inframerah. Kamera termal kelas atas cukup sensitif untuk mendeteksi perbedaan suhu sekecil 0,01 C.

Saat ini di pasaran sudah tersedia beberapa drone yang menggunakan kamera thermal. Beberapa di antaranya adalah DJI Mavic 2 Enterprise Dual, Autel Evo 2 Dual, DJI Zenmuse XT2 untuk DJI M200 Series, Yuneec CGOET Thermal Vision Camera, dan FLIR Duo Pro R.

2. Drone DEM (Digital Evaluation Model)

Drone DEM merupakan pengembangan dari teknologi drone yang ada saat ini. Mengingat tujuannya jauh lebih kompleks, yakni merekam dan mencitrakan kontur permukaan suatu objek, maka drone ini dilengkapi banyak teknologi canggih.

Hal ini diperlukan karena pencitraamn yang dilakukan drone DEM tidak berbentuk dua dimensi seperti yang biasa ditampilkan drone-drone lain.

Drone DEM akan menampilkan satu objek secara utuh dengan tampilan tiga dimensi.

Dari situlah diperlukan ebebrapa teknologi terkini seperti LiDAR (Light Detection and Ranging), laser, radar dan juga kamera thermal.

Untuk mendapatkan hasil terbaik, drone ini memang perlu terbang rendah. Jadi sangat berbeda dengan drone-drone lain yang banyak memindai dari ketinggian.

Pemindaian dilakukan oleh LiDAR, laser dan Radar untuk menggambarkan setiap bentuk permukaan yang mereka deteksi.

Begitu juga dengan kamera thermal yang berupaya melakukan pencarian radiasi infra merah.

Beberapa penelitian ilmiah menurut Springer sudah menggunakan drone jenis ini. Seperti yang dilakukan Zinke dan Flener pada 2013 ketika mendapatkan data batimetri sungai di Norwegia.

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut