KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Lereng gunung Lawu terkenal akan keindahan alamnya. Banyak wisata alam yang masih asli bisa dinikmati para wisatawan.
Mulai dari Grojogan Sewu di Tawangmangu, Sapto Tirto Pablengan, Telogo Mardido, air terjun parang ijo dan air terjun Jumog, di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.
Sejak pertama kali resmi dibuka saat era kepemimpinan Bupati Rina Iriani Sriratnaningsih, air terjun Jumog mampu mengalahkan dominasi air terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu, Karanganyar.
Apalagi saat akhir pekan, lokasi wisata yang letaknya di lereng Gunung Lawu ini banyak diserbu wisatawan. Namun dibalik keindahaan air terjun jumog, ada misteri yang menyerubungi wahana wisata ini. Air Terjun Jumog memiliki dua versi cerita yang bertentangan.
Versi pertama mengisahkan tentang cinta sejati yang terjalin antara seorang pemuda dan seorang putri raja.
Kisah ini mirip dengan cerita legenda Jaka Tarub dan Nawang Wulan. Dalam mitos ini, seorang pemuda yang bernama Jumog jatuh cinta pada seorang putri raja bernama Dewi Larasati.
Mereka saling mencintai dan bertemu di dekat air terjun tersebut. Namun, pernikahan mereka tidak direstui oleh raja. Akhirnya, keduanya memilih bunuh diri karena tak bisa bersatu.
Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari
versi kedua konon air terjun Jumog tempat lokasi Jaka Tarub memadu kasih dengan seorang Bidadari. Diceritakan, para Bidadari yang ada di khayangan melihat adannya air terjun yang begitu indah.
Karena terpesona dengan keindahaan air terjun Jumog, membuat 7 bidadari ini nekat meninggalkan khayangan turun ke bumi. Begitu sampai ke air terjun, ke 7 bidadari ini tanpa pikir panjang langsung turun ke dalam air.
Mereka tidak sadar saat itu ada sepasang mata yang bersembunyi dibalik semak, melihat kemolekan dan kecantikan bidadari yang tengah mandi.
Pemuda itu ternyata bernama Jaka Tarub dan 7 bidadari. Dalam mitos ini, meski hanya seorang pemuda desa, namun Jaka tarub ini pemuda yang memiliki kesaktian tiada tandaning.
Jaka Tarub adalah seorang pemuda yang menyimpan bulu ajaib dari seekor burung. Bulu itu memiliki kekuatan magis yang dapat membuatnya melihat bidadari yang sedang mandi di air terjun.
Suatu hari, Jaka Tarub mengambil bulu itu dan menari-nari di dekat air terjun. Bidadari-bidadari yang tengah mandi pun melihatnya dan salah satu dari mereka, Nawang Wulan, tertarik pada Jaka Tarub.
Merekapun menikah dan dikaruniai seorang anak, namun Nawang Wulan menemukan bulu itu dan memutuskan untuk kembali ke surga.
Jaka Tarub pun berusaha mencarinya, namun tak berhasil menemukannya. Hingga saat ini, Jumog masih mencari Nawang Wulan di sekitar Air Terjun Jumog.
Mitos dan legenda Air Terjun Jumog ini menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang datang. Selain menikmati keindahan air terjun, mereka juga bisa merasakan kesan magis yang dihadirkannya.
Namun, tentu saja, setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap mitos ini. Bagi sebagian orang, mitos ini hanya legenda yang tak perlu dianggap serius.
Sementara itu, ada juga yang masih percaya akan kisah cinta abadi antara Jumog dan Dewi Larasati atau Jaka Tarub dan Nawang Wulan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa mitos ini memberikan aroma romantis dan misterius pada Air Terjun Jumog. ***
Editor : Ditya Arnanta