Dengan demikian, Jojo pun menceritakan kala itu dia bersama rekan-rekannya pernah melakukan aksi menuntut pengurangan jam kerja menjadi maksimal 8 jam sehari. Tuntutan itu pun, kata Jojo, akhirnya direalisasi pemerintah.
Perjuangan, menurut Jojo, harus terus dilakukan tanpa patah semangat. Meski begitu, Jojo pun mengaku tengah melakukan advokasi-advokasi terhadap masyarakat ketika disinggung ketidakikutsertaannya melakukan aksi buruh di Jakarta.
"Ini pengalaman saya dan kawan-kawan, ketika itu memperjuangkan pengurangan jam kerja menjadi maksimal 8 jam sehari. Perjuangan kawan-kawan waktu itu pun akhirnya bisa direalisasikan oleh pemerintah," terang Jojo.
"Saya tidak ikut ke Jakarta, karena saya sedang melakukan advokasi-advokasi yang jadwalnya bersamaan. Saya sangat mendukung aksi yang dilakukan rekan-rekan di Jakarta, semoga perjuangan rekan-rekan didengar Presiden Jokowi dan segera direalisasikan," sambungnya.
Seperti informasi yang berhasil dihimpun, massa yang tergabung dalam Aliansi Aksi Sejuta Buruh berasal dari berbagai organisasi federasi buruh. Demo buruh tersebut juga diikuti oleh mahasiswa, petani, pegiat lingkungan, alumni STM, dan juga kalangan masyarakat lainnya.***
Editor : Ditya Arnanta