Jembatan Kaca Kemuning Sky Hill Karanganyar Mulai Ramai Dikunjungi Turis Asia serta Eropa

KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Jembatan kaca Kemuning Sky Hill yang terletak di Desa Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar kian menjadi destinasi yang diminati oleh wisatawan, baik lokal ataupun daerah lain. Bahkan turis asing inipun mulai berdatangan untuk menikmati wisata yang dapat memacu Adrenalin.

Direktur Utama Lawu Grup sebagai pengelola Jembatan Kaca Sky Hill, Parmin Sastro Wijono mengatakan, meskipun jumlah turis asing yang datang untuk mencoba jembatan kaca terpanjang di Jawa Tengah ini belumlah sebanyak wisatawan lokal, namun, ada saja biro travel yang membawa wisatawan asing itu berkunjung ke Jembatan Kaca. Tak hanya wisatawan dari Asia, namun wisatawan asing dari Eropa juga ada.

Baca Juga

Mengangkat Pamor Karanganyar Sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia

Sejak resmi dibuka pada 1 Januari 2023 oleh Bupati Karanganyar Juliyatmono, jumlah wisatawan yang berwisata ke jembatan kaca ini terus meningkat. Selama libur panjang Hari Raya Iduladha saja, ungkap Parmin, kunjungan wisatawan mencapai 3.000 orang perhari.

Membludaknya jumlah wisatawan ke jembatan kaca diakuinya mampu menghasilkan pemasukan hampir Rp100 juta per hari saat long weekend. 

"Sebelum musim liburan tiba, jumlah pengunjung 500-an sehari. Tapi saat liburan panjang sekolah dan libur hari raya Idul Adha, bisa mencapai 3.000 orang. Dalam sebulan sudah 30.000 orang lebih,"papar Parmin saat berbincang dengan iNewskaranganyar.id, Minggu (2/7/2023).

Baca Juga

Lirik Lagu Tombo Ati dari Opick: Kaping pisan, moco Quran lan maknane

Selain harga tiket masuk yang hanya Rp30 ribu, keistimewaan jembatan kaca Kemuning Sky Hill ini yakni keindahan panorama alamnya. Posisi jembatan kaca yang terletak di lereng Gunung Lawu sangat diuntungkan.

Pasalnya, dari jembatan kaca yang memiliki ketinggian 40 meter, pengunjung bisa melihat puncak Gunung yang memisahkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dari jembatan kaca inipula, pengunjung bisa melihat rumah-rumah warga yang terlihat sangat kecil sekali.

Editor : Ditya Arnanta