get app
inews
Aa Text
Read Next : Mesin Politik Kembali Dihidupkan, Tani Merdeka Menargetkan Kemenangan Rober-Adhe & Luthfi Taj Yasin

Curhat Pengampu Pilar Sosial Kala Bertemu Anggota DPR RI Paryono: Mulai Data Gakin Kisruh dan Honor

Selasa, 27 Desember 2022 | 17:40 WIB
header img
Curhat para pengampu pilar sosial dihadapan anggota Komisi VIII DPR RI Paryono di Karanganyar (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

Tri Purwanto menyampaikan bila dirinya sering dikomplain desa terkait kisruh data kemiskinan. Dia berharap data warga miskin bisa dibenahi sehingga terupdate setiap saat. 

"Kami banyak terima komplain desa-desa. Ada data warga yang sudah meninggal dunia dan diajukan dicoret masih tetap muncul lagi," katanya.

Mendengar curhat para pengampu pilar-pilar sosial Anggota DPR RI dari Komisi VIII, Paryono mengakui ada beragam kendala di lapangan.

Mulai dari update data, kemudian graduasi dari miskin ke kaya hingga minimnya honor bagi petugas pendata. 

"Terkait update data, dinamika data terus berjalan, tidak akan mungkin berhenti. Kita gali, aspirasi dan keluhan dari mereka apa yang menjadi kendala di lapangan," ucap Paryono. 

Terkait masalah data, terjadi hampir disemua daerah termasuk di Papua. Untuk mengdate data dari bawah yang ditentukan oleh desa melalui Satgaskin.

"Permasalahan tetap yakni update data, kedua tentang graduasi, dua permasalahan itu yg sering ditemukan di lapangan. Masukan tersebut akan dibawa dalam rapat rapat kerja komisi VIII," papar Paryono.

Ada masukan terkait data Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dimana yang diusulkan ternyata saat turun tidak sama (berubah).

"Itu masukan bagus dan akan kita sampaikan kepada kememsos saat rapat dengar pendapat," lanjutnya.

Terkait permakanan, pemerintah memasang anggaran Rp1,3 triliun di Kemensos.

Awalnya program awal terkonsep dengan baik seperti pemberian makanan pokok ke lansia usia 65 tahun. Namun akibat pandemi Covid-19, sasarannya bergeser ke lansia usia 75 tahun.

"Setelah lepas dari pandemi, kita upayakan sasarannya lebih muda," katanya. 

Ia tak memungkiri petugas sosial memiliki masalah kompleks terutama di lapangan. Tak semua sasaran penerima bantuan di lokasi yang mudah dijangkau.

"Klaster-klaster daerah akan memudahkan pendampingan bagi petugas penyalur. Seperti di Jawa. Ada Jawa kota dan non kota," katanya.***

Editor : Ditya Arnanta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut