KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Pasca pandemi banyak orang kebingungan untuk berusaha. Pasalnya, hantaman panemi melumpuhkan segala sektor. Tapi jangan khawatir. Salah satu sektor yang mampu bertahan dari hantaman pandemi covid adalah makanan.
Dan salah satu jenis usaha makanan yang mampu bertahan hingga saat ini adalah berjualan martabak.
Bila kamu tertarik untuk memulai usaha berjualan martabak, hitung dahulu berapa modal yang dibutuhkan. Dan berapa pendapatan yang akan didapat. Kemudian, jenis martabak mana yang akan kamu pilih untuk usaha.
Martabak sendiri ada dua jenis, yaitu martabak manis dan martabak asin. Kedua jenis ini banyak sekali penggemarnya. Pasalnya, selain simpel, jenis manakan ini bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan.
Selain banyak penggemarnya, cara membuatnya pun mudah dan bisa dipelajari oleh orang awam.
Kelebihan dan Kekurangan Usaha Martabak
Seperti dikutip iNewskaranganyar.id dari kupastibisa, usaha martabak ini pun tetap memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Yang bagi para pemilik usaha kelebihan dan kekurangannya ini tetap harus diantisipasi.
Kelebihan Usaha Martabak
Modal Terjangkau
Untuk memulai usaha martabak skala kecil berkisar 15 – 20 jutaan belum termasuk dengan biaya sewa tempat. Modal usaha martabak tergantung dengan konsep, varian martabak yang akan dijual dan jenis martabaknya.
Mudah Mencari Lokasi
Lokasi untuk menjual martabak cenderung lebih mudah dibandingkan usaha yang lain. Kamu pun bisa menjualnya bahkan di depan rumah. Asalkan bisa menggunakan pemasarannya dengan online.
Tidak Kehabisan Pembeli
Target pasarnya luas, martabak pun disukai oleh anak hingga dewasa. Tak mengenal dijualnya di Kota atau desa, akan selalu ada orang yang menjual martabak. Baik bentuknya normal ataupun mini.
Mudah Dipelajari
Cara pembuatan dan bahan-bahannya mudah ditemukan. Kamun pun bisa mencari resep martabak melalui Youtube atau aplikasi resep masak. Mulai dari martabak asin atau telor, martabak manis tipis atau umum semuanya bisa dipelajari dengan mudah dan gratis.
Editor : Ditya Arnanta