KARANGANYAR,iNews.id - Masyarakat yang tinggal di Kabupaten Musi Rawas Utara tepatnya di Muratara memiliki ritual yang menyeramkan. Disini, ada sebuah ritual yang biasa dikenal dengan mandi darah.
Ritual ini terdengar menyeramkan, tetapi ada makna cukup dalam bagi masyarakat di sana yang menjalaninya.
Dimana mandi darah dilakukan bagi masyarakat Muratara untuk membayar atau memenuhi nazar atau janji kepada Tuhan Sang Pencipta, sekaligus sebagai wujud rasa syukur serta euforia dalam suatu momen keberhasilan.
Masyarakat memaknainya sebagai ekspresi rasa syukur mereka atas keberhasilan yang telah diraihnya.
Darah yang dipakai untuk ritual ini dari hewan piaraan, misalnya sapi, kerbau dan kambing. Tergantung kemampuan orang yang akan menjalani ritual ini. Kebanyakan memakai darah kerbau.
Darah yang diambil dari hewan tersebut akan dilumuri dari atas kepala hingga mata kaki. Proses ini biasa disebut oleh masyarakat setempat dengan ritual merabun kemean.
Ritual merabun kemean ini dilakukan sebelum matahari terbit sehabis salat Subuh hingga selesai disaksikan seluruh keluarga. Bagaimana dengan jalannya ritual ini.
Mengutip etnis.id, proses ritual mandi darah ini tidak rumit. Kambing atau sapi yang sudah disembelih, darahnya ditampung dalam sebuah wadah. Misalnya ember atau wadah lain.
Selanjutnya tetua atau sesepuh keluarga akan memandikan orang yang bernazar itu. Lalu bergiliran dengan anggota keluarga lain. Ritual mandi darah ini akan diiringi doa yang dilantunkan oleh para sesepuh.
Ritual ini hanya dilakukan seumur hidup sekali dengan makna. Si anak agar tidak lupa dengan masa kelahiran dan mengingat kematian. Tetua juga akan membaca doa-doa sebelum darah diguyurkan.
Umumnya, mandi darah cuma dilakukan untuk lelaki saja. Orang yang dimandikan darah diminta untuk bertahan sekitar 10 menit sembari didoakan kesehatan, keselamatan dan dilapangkan rezeki oleh seluruh sesepuh maupun warga yang hadir.
Editor : Ditya Arnanta