Merekapun tak terima dan langsung mendatangi Dispermades. Kedatangan puluhan perangkat itu diterima Johanes Anung Darmawan, Kabid Administrasi Desa dan Sekretaris Dispermasdes.
Sempat terjadi perdebatan dalam pertemuan tersebut. Sebelum akhirnya, Harun yang juga mantan anggota KPU Karanganyar dua periode ini, akhirnya minta maaf karena dia salah dalam memberikan diksi dalam memberi contoh soal pengisian tugas dan perencanaan perangkat desa itu.
Dengan legowo dia mengakui salah dan minta maaf terbuka. Dia mengakui perkataan dengan nada tinggi itu merupakan ekspresi pembawaannya sejak lahir.
Perangkat desa akhirnya juga dengan hati dingin memaafkan sikap dan perkataan Harun dan setelah memvideo permintaan maaf Harun untuk di-share ke youtube, permasalahan itu dianggap selesai dan mereka akhirnya bubar.
Sementara Johanes Anung mengatakan, meski ada peristiwa itu, program sosialisasi pengisian perencanaan tupoksi perangkat desa tetap jalan. Namun peristiwa itu menjadi evaluasi agar tidak terjadi dan hati-hati dalam memilih diksi.
Namun program sosialisasi pengisian perencanaan tupoksi perangkat desa tetap jalan.
"Progam sosialisasi pengisian perencanaan tupoksi perangkat desa ini tetap jalan,"ungkapnya.
Sriyanto, Ketua Paguyuban Perangkat Desa Pokoh, Tasikmadu mengatakan, kalau Harun tidak minta maaf, nanti perangkat desa seluruh Indonesia, tidak hanya Karanganyar bisa marah.
‘’Bayangkan, tugas perangkat desa itu 24 jam tanpa henti. Kita bisa dibangunkan tengah malam karena ada warga meninggal, warga sakit, warga tawuran, warga bertengkar, itu laporannya masuk ke perangkat desa dan wajib hadir menyelesaikan,’’ kata Sriyanto.
Editor : Ditya Arnanta