Logo Network
Network

Ini Loh! Cara Merawat Serta Menyimpan Keris yang Benar

Ditya Arnanta
.
Kamis, 14 Juli 2022 | 11:16 WIB
Ini Loh! Cara Merawat Serta Menyimpan Keris yang Benar
Cara merawat keris dengan benar dan baik (Foto: iNews.id)

KARANGANYAR,iNews.id - Keris merupakan senjata tikam golongan belati yang berasal dari Jawa dan dianggap memilki kekuatan tersendiri.

Di hampir semua daerah di Jawa Tengah memiliki keris yang diyakini peninggalan leluhur pendiri daerah. Tak heran bila keris pusaka yang dianggap milik pendiri daerah itu dirawat dengan benar hingga saat ini.

Di Kota Solo sendiri misalnya. Keturunan Dinasti Mataram, Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegara hingga kini masih menghormati keris dan benda pusaka lainnya peninggalan nenak moyang mereka.

Setiap malam 1 Suro, kedua keturunan Dinasti Mataram itu akan menjamas dan mengarak keris dan benda pusaka keliling Setelah di jamas atau dimandikan, dan diarak keliling Kota, benda pusaka itupun ditaruh di tempat khusus.

Lantas, bagaimana cara merawat Keris?

Seperti di lansir iNewskaranganyar.id dari kerisaji, seringkali dijumpai banyak orang sangat berlebih-lebihan cara mereka memelihara maupun menyimpan kerisnya itu.

Tidak sedikit di antara mereka menyimpan kerisnya dicampur menjadi satu . tempat dengan pakaiannya. Malahan ada kalanya di tempat tersebut sengaja disebari bunga, agar seketika itu berbau wangi.

Cara merawat keris pusaka seperti ini sebenarnya tidak pada tempatnya, dan juga boleh dikata tidak benar sama sekalL Mengingat bahwa jika bunga yang bertebaran di tempat tersebut sudah satu atau dua hari, tak urung semuanya sudah mulai layu dan terus membusuk. 

Maka pakaian dan apa saja yang berada di situ pasti berbau yang sangat mengecewakan, sebab tempat tersimpannya keris dan pakaian itu biasanya di almari. Dan tidak mungkin kalau almari tersebut tidak biasa tertutup atau terkunci. Hawa lembab di dalamnya pasti membuat busuk bunga-bunga tersebut.

Cara merawat keris pusaka itu sebaiknya keris ditempatkan di tempat yang tersendiri, dan sedapat mungkin tempat tersebut harus sering terbuka dari pada ditutup. 

Kalau memang keris itu mendapat tempat seperti apa yang tersebut di atas, memang tidak ada salahnya bahwa tempat itu bisa ditaburi bunga-bunga yang mengeluarkan bau wangi. 

Dan setelah satu dua hari menjelang layu, bunga-bunga tersebut diganti yang baru. Tetapi kalau terpaksa keris itu harus disimpan bersatu dengan pakaian dalam satu tempat. Sebaiknya keris tersebut diperlakukan sebagai berikut :

Keris yang di dalam warangka janganlah disimpan secara lugas, tetapi harus dibuatkan salongsong (wadah) dari kain, dan salongsong harus bisa menyimpan keris tersebut sampai tidak kelihatan sama sekali, mulai dari ujung pendok sampai ujung ukirannya.

Selama dalam selongsong, keris jangan sekali-kali diberi hiasan untaian bunga, yang biasa dikalungkan di sekitar mendak. Sebab hawa sari bunga tersebut bila menguap, pasti tersedot atau diserap oleh keris itu melalui celah-celah warangka terus masuk menempel di wilahan. 

Hal itu sangat merugikan, sebab uap dari bunga tersebut kebanyakan merupakan zat perusak yang kuat. Jadi kalau wilahan keris kalah kuat daya tahannya, pastilah keris akan mengalami kerusakan, atau dinamakan kropok, atau gripis. Akhimya akan mengurangi nilai tentang apa-apanya terhadap keris itu sendiri.

Editor : Ditya Arnanta

Follow Berita iNews Karanganyar di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.