Dari pengalaman yang terjadi, para trader yang awalnya lotnya kecil dan hanya mencari uang tambahan, karena tergoda profit milik trader lain, maka buru-buru ingin mendapatkan profit besar. Hal inilah yang disebut tidak fokus pada niat awal.
“Niat awalnya belajar. Ah saya mau belajar dulu dengan modal belajar (sebesar) 50 dolar, 100 dolar. Ingin fokusnya belajar,” kata Narko yang sudah berpengalaman dalam trading bertahun-tahun ini.
Namun begitu trading, saat mengambil satu transaksi diteruskan dua transaksi, pada transaksi ketiga iri dengan profit yang dialami trader lain.
“Niatnya sudah tidak fokus belajar lagi. Kemudian lotnya (standar satuan untuk transaksi-red) dibesarin, ingin kita profit. Sehingga di transaksi ketiga kita sudah loss besar atau katakanlah kita MC (margin call-red),” papar dia.
Margin call, menurut Narko, semacam kondisi dimana modal kita habis atau tak cukup untuk melakukan transaksi.
Dengan contoh tersebut, yang semula niatnya belajar, malah mengalami kerugian.
Sadari risiko trading forex
Yang perlu dicermati soal perlunya memiliki fondasi yang kokoh adalah menyadari tentang risiko trading forex.
“Namanya trading pasti ada risikonya. Risikonya bisa kehilangan sebagian modal bisa seluruh modal. Itu yang harus teman-teman ketahui,” saran Narko mengingatkan.
Sebelum trading, harus menyadari risiko masuk dalam trading forex, termasuk di antaranya harus mempunyai fondasi yang kokoh. Sehingga ketika ingin melakukan transaksi, bisa mempertimbangkan risikonya.
Perbanyak Latihan
Ketika kita ingin belajar menjadi seorang trader dan banyak (mengetahui) analisa, wajib untuk sering latihan.
“Banyak teman-teman yang sudah lama sharing dengan saya, tanya ke saya, kok bisa ya analisa seperti itu, kok bisa ya dari prosentase banyak yang benar. Ya semua itu karena banyak latihan,” terang dia sembari menambahkan bila dirinya masih tetap latihan dan setiap saat selalu belajar melakukan analisa before dan after. Dengan demikian makin memperkuat fondasi yang kokoh untuk melakukan analisa.
Editor : Ditya Arnanta