Mitos Kayangan, Saksi Bisu Kisah Percintaan Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul

Bramantyo
Dua buah aliran air terjun yang mengalir ke bawah menjadi tempat Panembahan Senopati dan Ratu Kidul mandi (Foto: iNewskaranganyar.id/Bramantyo)

Beberapa lamanya setelah menjalani laku bertapa di Selo bethek, Danang Sutowijaya kemudian bertapa lagi di Selo Payung. Di tempat ini selain menjalani laku bertapa juga dipergunakan sebagai tempat untuk istirahat, sekaligus perenungan diri atau pamelengan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Dalam hutan rimba belantara seorang diri, Panembahan Senopati hanya di temani gelapnya malam dan binatang binatang hutan.

Hingga tanpa sengaja seorang perempuan melihat dirinya ketika tengah semedi. Perempuan ini tak lain adalah Nyai Huju, penduduk desa sekitar yang keseharianya mencari daun Huju, oleh karena itu lantas mendapatkan julukan Nyai Huju.

Karena terpikat dengan ketampanan Panembahan Senopati, Nyai Huju diam diam jatuh hati kepadanya, meski dirinya telah berumah tangga namun ketampanan Panembahan Senopati mampu membuatnya jatuh cinta.

Sejak itu secara diam diam setiap hari Nyai Huju melayani Panembahan Senopati, pagi berangkat dari rumah sore menjalng petang baru kembali kerumah. Hal ini akhirnya membuat Ki Huju, suami Nyai Huju merasa curiga dengan tingkah laku istrinya. 

Meski telah menjadi pelayan Panembahan Senopati, Nyai Huju tak pernah mengetahui bahwa Panembahan Senopati sebenarnya tak sendirian di hutan tersebut.

Setiap waktu tertentu dirinya selalu ditemani Kanjeng Ratu Kidul setelah selesai menjalankan tapa dan Sholat di batu gilang. Di tempat ini Panembahan Senopati dan Ratu Kidul seringkali menghabiskan waktunya bercengkrama dan merajut benang cinta diantara keduanya. 

Sumber mata air yang berasal dari dua buah aliran air terjun yang mengalir ke bawah menjadi tempat keduanya siram (mandi).

Oleh karena itu tempat ini kemudian dikenal dengan nama kedung pesiraman. Sebuah batu hitam yang pernah dipergunakan Panembahan Senopati menggosok tubuhnya ketika mandi, yang pernah ditinggalkan di sungai seringkali dijadikan perburuan para pelaku ritual.

Batu hitam tersebut konon bertuliskan rajah arab yang memiliki kekuatan daya kekuatan tuah mampu mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan bagi siapapun yang memilikinya. 

Editor : Ditya Arnanta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network