PAPUA, iNews.id - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya secara brutal menyerang Satgas Mupe Marinir di Pos Quary Bawah, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (26/3/2022). Dalam penyerangan tersebut Dua prajurit pasukan elite TNI AL gugur.
Gilanya, serangan brutal yang dilakukan KKB menjelang malam itu, dilakukan dengan granat yang ditembakkan menggunakan peluncur granat atau Grenade Launcher Module (GLM). Selama ini KKB lebih banyak melakukan serangan menggunakan senjata api, senjata tajam, dan panah.
Kepastian penggunaan granat yang ditembakkan dari peluncur granat tersebut, disampaikan oleh Kapolres Nduga, Kompol. I Komang Budhiarta.
"Granat ditembakkan menggunakan peluncur granat atau GLM, ke Pos Satgas Mupe Marinir,"jelasnya.
Belum diketahui pasti dari mana KKB pimpinan Egianus Kogoya mendapatkan senjata mematikan, yang biasa digunakan pasukan infanteri untuk melumpuhkan kendaraan taktis maupun tank tersebut.
Ada dugaan senjata itu didapatkan dari hasil pencurian milik Satgas Yonif 700, dan Satgas Yonif 330.
Namun ada dugaan juga, senjata tersebut hasil penyelundupan dari Papua Nugini, karena pernah terungkap kasusnya pada September 2021 silam.
Dalam penyelundupan senjata api untuk KKB tersebut, prajurit TNI AD menyita sejumlah senjata api dari dua orang tersangka.
Senjata api yang disita, salah satunya senapan serbu jenis M16 lengkap dengan peluncur granat.
Berdasarkan situs resmi PT Pindad, ada beberapa jenis peluncur granat yang diproduksi untuk dipasang di sejumlah senapan serbu guna melengkapi daya serang pasukan saat melakukan pertempuran jarak dekat, maupun perang kota.
Peluncur granat yang diproduksi PT Pindad, di antaranya jenis SPG1-V3 kaliber 40 mm. Merupakan pelontar granat yang dapat melontarkan granat kaliber 40 mm.
Dengan panjang laras 200 mm, pelontar granat ini didesain secara khusus untuk dipasangkan pada senapan serbu SS1 R5 yang memiliki laras lebih pendek dibanding varian SS1 lainnya.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait