Edutorium UMS juga telah mendapatkan asesmen dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan dianggap representatif untuk menggelar ajang disabilitas. Sebagai informasi, Edutorium UMS dibangun untuk menyambut Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo pada 18-20 November 2022 lalu.
Proyek yang diresmikan pada Juli 2021 itu menelan dana hingga Rp386 miliar. Edutorium sendiri berdiri di atas lahan seluas 54.842,78 meter persegi dengan luas bangunan 14.400 meter persegi. Gedung berkapasitas 8000-10.000 orang ini memiliki lima lantai, termasuk ground floor yang mampu menampung 330 mobil.
Para atlet para badminton yang bertanding di PEPARNAS XVII pun mengapresiasi kemegahan Edutorium UMS. Atlet kelas elite asal Jakarta, M Subhan, mengaku baru kali pertama menjejakkan kaki di gedung tersebut.
Dia pun langsung takjub dengan kelengkapan fasilitasnya. Subhan menilai Edutorium UMS sudah berstandar internasional.
"Semua fasilitas sudah tersedia. Akses kursi roda oke, toilet oke, venue sudah infklusif. Salah satu yang terbaik di Indonesia,” ujarnya.
Minim Kekurangan
Apresiasi serupa disampaikan atlet para badminton muda asal Kalimantan Selatan, M Aditya Marda. Pihaknya mengacungi jempol kelengkapan fasilitas di venue para badminton kali ini. "Mantap sekali, hampir enggak ada kekurangan. Saya lihat venue ini dipersiapkan secara matang,” tutur atlet 24 tahun asal Banjarmasin tersebut.
Sementara itu, atlet tuan rumah, Karnadi, menilai akses disabilitas di Edutorium UMS sudah sangat mendukung. Hal itu mulai dari ramp, toilet maupun tribun. "Semuanya aksesibel," ujar atlet yang akan bermain di ganda putra SU5 dan lower 4 itu.
Senada Subhan, dia hanya menggarisbawahi soal pendingin ruangan yang dinilai dinyalakan cukup kencang. "Sehingga arah shuttlecock jadi tidak beraturan. Selebihnya Alhamdulillah bagus sekali, luar biasa," ujarnya.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait