KARANGANYAR, iNewskaranganyar.id - Karanganyar, salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah ini kaya akan tempat wisata. Letaknya dibawah lereng Gunung Lawu inilah yang membuat Kabupaten paling timur dan berbatasan langsung dengan Magetan, Jawa Timur memungkin Karanganyar memiliki lokasi wisata yang begitu memikat siapapun juga.
Selain kaya akan wisata alam, Kabupaten Karanganyar inipun kaya akan wisata reliji hingga sejarah masa silam. Berikut iNewskaranganyar.id menyajikan 22 tempat wisata alam dan sejarah di Karanganyar.
1. Candi Sukuh
Situs candi Sukuh yang terletak di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar pertama kali ditemukan pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakart. Kala itu Johnson ditugasi oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data-data guna menulis bukunya The History of Java.
Setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, arkeolog Belanda, melakukan penelitian. Pemugaran pertama dimulai pada tahun 1928. Berbeda dari bangunan candi lainnya di Indonesia yang terkesan sangat megah, bangunan candi Sukuh begitu sederhana.
Bentuk bangunan candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir.
2. Candi Cetho
Bangunan bersejarah lainnya di Karanganyar yakni Candi Cetho. Candi Cetho terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Jenawi, Karanganyar. Candi Ceto bercorak agama Hindu yang diduga kuat dibangun pada masa-masa akhir era Majapahit (abad ke-15 Masehi).
Lokasi candi berada di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di atas permukaan laut. Saat ditemukan, candi ini merupakan reruntuhan batu pada 14 teras/punden bertingkat, memanjang dari barat (paling rendah) ke timur, meskipun pada saat ini tinggal 13 teras, dan pemugaran dilakukan pada sembilan teras saja.
Strukturnya yang berteras-teras memunculkan dugaan akan sinkretisme kultur asli nusantara dengan Hinduisme. Dugaan ini diperkuat oleh aspek ikonografi. Bentuk tubuh manusia pada relief-relief menyerupai wayang kulit, dengan wajah tampak samping tetapi tubuh cenderung tampak depan. Penggambaran serupa, yang menunjukkan ciri periode sejarah Hindu-Buddha akhir, ditemukan di Candi Sukuh.
3. Candi Kethek
Candi Kethek atau candi kera terletak diatas dari Candi Cetho. Candi ini merupakan candi Hindu bertingkat megalitik berbentuk piramida dari abad ke-15-16. Reruntuhan candi ini memiliki empat teras bertingkat yang menghadap ke arah barat.
Masing-masing teras itu dihubungkan dengan undakan batu. Di sisi kanan candi terdapat jalan setapak sebagai alternatif untuk menuju ke teras paling atas.
Kethek dalam bahasa Jawa berarti kera, nama yang diberikan oleh penduduk setempat kepada candi ini karena dahulu ada banyak ditemukan kera di daerah ini hingga saat ini.
Secara administratif, lokasi Candi Kethek terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar, Jawa Tengah. Berada pada ketinggian 1486 mdpl.
4. 7 Mata Air Sapto Tirto Pablengan
Mata air ini pertama kali ditemukan Pangeran Sambernyawa atau RM Said penguasa Pura Mangkunegaran.
Konon, mata air ini ditemukan hasil dari pertapaan yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa di bukit Artotiloso memohon petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dari hasil pertapaannya itu, Pangeran Sambernyawa mendapatkan petunjuk untuk mengambil pusaka Tombak Tunggul Naga yang dipergunakan Pangeran Sambernyawa untuk melawan pasukan Belanda.
Tidak hanya itu beliau juga memperoleh petunjuk untuk menuju ke tujuh sumber mata air dan memandikan tentaranya di seluruh mata air tersebut yakni di air Bleng, air Urus-urus, air Soda, air mati dan air hidup, air Kasekten, air hangat Kamulyan.
5. Pablik Gula De Tjolomadoe
Pablik Gula De Tjolomadoe saat ini telah disulap menjadi museum,pusat konvensi,dan kawasan komersial. Pabrik gula De Tjolomadu berjarak 5,4 km ke arah tenggara dari Bandara Internasional Adisoemarmo. Pabrik gula ini memiliki luas 1,3 hektar di atas lahan 6,4 hektar.
Pada tahun 1928, pabrik ini mengalami perluasan area serta perombakan arsitektur. Pabrik gula ini didirikan oleh Mangkunegara IV. Kala itu, ide mendirikan pabrik gula berawal dari niat untuk melakukan modernisasi perekonomian Mangkunegaran untuk memaksimalkan pemasukan Mangkunegaran.
Sebagai langkah awal, Mangkunegaran melakukan reformasi agraria yang dilakukan dengan melakukan pengambilalihan tanah apanage. Pengambilalihan ini mendapatkan ganti rugi, Mangkunegaran memberikan ganti rugi berupa uang sesuai dengan luas tanah yang dan tingkat kesuburan tanah. Selain itu, Mangkunegara IV juga melakukan penghentian kontrak sewa tanah dengan perusaahaan swasta Barat.
6. Air Terjun Grojogan Sewu
Air terjun yang terletak di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar. Air terjun utama tingginya sekitar 81 meter. Tapi, ada juga air terjun lain yang lebih rendah dengan pancurannya meluas dan bercabang. Volume airnya akan sangat deras saat di musim penghujan.
Untuk akses masuk ke area air terjun Anda harus melewati banyak anak tangga. Tak perlu khawatir, karena disepanjang tangga terdapat banyak saung yang bisa digunakan untuk beristirahat. Pemandangan yang disajikan pun sangat asri, pepohonan hijau dan kera-kera jinak yang akan menemani perjalanan Anda menuju air terjun utama ini.
Selain itu, terdapat beberapa fasilitas lainnya seperti kolam renang, taman binatang hutan, tempat istirahat, penyewaan kuda, kios makanan dan cenderamata, musala, toilet hingga banyak parkiran tersedia di tempat ini. Makanan khas yang biasa disantap sambil menikmati suasana sejuk di sini adalah sate kelinci.
7. Air Terjun Jumog
Air Terjun Jumog terletak di Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar menyajikan pemandangan eksotis dengan bukit dan pepohonan. Selain itu, tersedia juga arena bermain, kolam renang anak, kedai makanan dan oleh-oleh.
8. Air Terjun Jurang Tundo
Air terjun di Desa Nglurah, Tawangmangu ini juga tak kalah indah. Banyak spot foto menarik di sini. Lokasi air terjun ini masih bersih dan nyaman, karena pengunjungnya tak seramai air terjun lain di Karanganyar.
9. Air Terjun Parang Ijo
Air Terjun Parang Ijo tepatnya di Dusun Munggur, Desa Girimulyo, Kecamatan Ngargoyoso.
Selain air terjun, daya tarik utama tempat ini adalah adanya taman dengan pemandangan hijau yang ditumbuhi pepohonan dan tanaman. Pemandangan yang menyegarkan mata ini menjadi salah satu spot foto yang populer. Ada juga parit kecil dengan airnya yang begitu jernih. Parit ini ada di sepanjang jalan menuju arah Air Terjun.
Editor : Ditya Arnanta
Artikel Terkait